Artis Cantik Roekiah Idola Masyarakat Sejak Sebelum Kemerdekaan, Berakhir Tragis Ditengah Paksaan Jepang

Artis Cantik Roekiah Idola Masyarakat Sejak Sebelum Kemerdekaan, Berakhir Tragis Ditengah Paksaan Jepang

Artis Cantik Roekiah Idola Masyarakat Sejak Sebelum Kemerdekaan, Berakhir Tragis Ditengah Paksaan Jepang--

Roekiah jatuh sakit pada bulan Februari 1945, tak lama setelah merampungkan film Ke Seberang. 

Meskipun sedang sakit, juga keguguran, ia tidak diperbolehkan beristirahat dipaksa tentara Jepang, bahwa ia dan Kartolo harus menjalani tur ke Surabaya, Jawa Timur. 

Sekembalinya ke Jakarta, kondisinya semakin memburuk.

Setelah menjalani pengobatan selama beberapa bulan, ia meninggal dunia usia 27 tahun tak lama setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya tanggal 17 Agustus 1945.

Roekiah dikebumikan di Kober Hulu, Jatinegara, Jakarta. Pemakamannya dihadiri oleh sejumlah tokoh, termasuk Menteri Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.

Yang pasti pada masanya, media memandang Roekiah dengan penuh kasih, dan film-film terbarunya secara konsisten selalu menerima ulasan positif.

BACA JUGA:Ermina Zaenah, Aktris Cantik Primadona Tahun 50-an Idola Bung Karno, Berasal dari Kota Jambi

BACA JUGA:Kisah Titin Sumarni, Artis Digemari Soekarno yang Berakhir Menyedihkan dalam Kemalaratan

Di puncak popularitasnya, para penggemar meniru busana yang dikenakan oleh Roekiah di film-filmnya. Roekiah muncul secara rutin dalam berbagai iklan dan sejumlah rekaman yang berisikan suaranya tersedia di pasaran. 

Dalam wawancara pada tahun 1996, salah seorang penggemar mengungkapkan bahwa Roekiah adalah "idola setiap pria", sedangkan penggemar lainnya menyebut Roekiah sebagai Dorothy Lamour-nya Indonesia.

Penggemar lain, yang telah menyaksikan film-filmnya lima puluh tahun sebelumnya, menyatakan:

Setelah kematian Roekiah, industri perfilman Indonesia berupaya untuk mencari pengganti dirinya. 

Pakar film Ekky Imanjaya memberi contoh ketika sebuah film diiklankan dengan kata-kata "Roekiah? Bukan! Tetapi Sofia dalam film Indonesia baru: Air Mengalir di Tjitarum".

Film-film Roekiah dulunya ditayangkan secara rutin, namun saat ini sebagian besarnya sudah hilang. 

Film-film Hindia Belanda direkam dalam bentuk film nitrat yang mudah terbakar, dan setelah kebakaran memusnahkan sebagian gudang Produksi Film Negara pada tahun 1952, film-film lama yang direkam dalam bentuk nitrat juga ikut musnah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: