Awal Kedatangan Etnis atau Suku Pendatang di Indonesia, Sebarkan Agama, Berdagang Hingga Menjajah

Awal Kedatangan Etnis atau Suku Pendatang di Indonesia, Sebarkan Agama, Berdagang Hingga Menjajah

Etnis asing indonesia ikut berjuang-Radar Mumuko-istimewa radar mukomuko

    BACA JUGA:Orang India Jika Bicara Selalu Gelengkan Kepala, Ini Arti dan Alasannya

BACA JUGA:Tradisi Unik Tamblang Waluh Karang Asem Bali, Bertarung di Perempatan Jalan Antara laki-laki

Indo

Dari leluhur campuran antara etnik di Indonesia dengan keturunan Eropa (utamanya Belanda), mereka muncul selama periode Hindia-Belanda. 

Selama masa kolonial, jumlah mereka lebih besar, tetapi sejak kemerdekaan Indonesia, sebagian besar dari mereka memilih pergi ke Belanda. Orang Indo berkurang jumlahnya sebagai kelompok etnis sejak emigrasi besar dari Indonesia setelah Perang Dunia II.

    

Pakistani

Etnis ini dikenal juga dengan sebutan Khoja, Koja, Kujo, dan Tambol. Orang Koja umumnya berasal dari daerah Cutch, Kathiawar, dan Gujarat, India yang beragama Islam, tetapi mereka lebih memilih Pakistan daripada India karena faktor agama. Mereka berasal dari kasta Ksatria. 

Pada mulanya, bangsa Pakistan pergi ke Indonesia untuk keperluan berdagang dan menyebarkan agama Islam, tetapi lama-kelamaan justru betah dan memilih tinggal dan berkeluarga di Indonesia. Di Indonesia daerah signifikan etnis Pakistani dinamakan 'Pekojan'.

    

Jepang 

Orang Jepang telah bermigrasi ke Indonesia sejak zaman penjajahan Hindia-Belanda; namun, setelah kekalahan mereka dalam Perang Dunia II, jumlah mereka menurun, meninggalkan sejumlah kecil mantan tentara Jepang yang masih tinggal di Indonesia dan menjadi warga negara Indonesia. 

Perkembangan penduduk Jepang baru-baru ini di Indonesia didorong oleh peningkatan bisnis dan investasi Jepang di Indonesia sejak tahun 1970-an dan sebagian besar adalah ekspatriat yang masih mempertahankan kewarganegaraan Jepang mereka. Sejumlah besar ekspatriat Jepang tinggal di Indonesia, terutama di Jakarta dan Bali.

 

Tionghoa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: