Legenda Rakyat, Tradisi Orang Jepang Membuang Orang Tua Ke Aokigahara Hutan Yang Paling Angker di Dunia

Legenda Rakyat, Tradisi Orang Jepang Membuang Orang Tua Ke Aokigahara Hutan Yang Paling Angker di Dunia

Legenda Rakyat, Tradisi Orang Jepang Membuang Orang Tua Ke Aokigahara Hutan Yang Paling Angker di di Dunia--

Sang ibu kemudian akan menemui ajal karena kelaparan, dehidrasi, hipotermia, serangan binatang buas atau kombinasi hal tersebut.

Tak sepenuhnya orang tua yang ditinggalkan mengalami kepikunan, terkadang ada saja yang masih memiliki kemampuan mengingat yang baik dan mungkin masih bisa turun gunung untuk kembali ke rumah.

Tapi memilih untuk tidak melakukannya sebagai bentuk pengorbanan bagi anak dan keluarganya.

Salah satu tempat yang disebut-sebut sering dijadikan praktik ini yaitu tempat bunuh diri terkenal, Hutan Aokigahara yang berada di kaki gunung Fuji.

BACA JUGA:Suku Manusia Tanpa Kepala Disebabkan Kutukan, Antara Fakta dan Mitos

Hingga hutan ini dianggap menjadi salah satu kawasan hutan yang paling angker di dunia.

Tradisi ini sebetulnya menimbulkan pro dan kontra. Ubasute juga dianggap sebagai pelanggaran hukum.

Meski demikian, nyatanya masih ada beberapa orang yang melakukan tradisi ini. Contohnya pada tahun 2015 lalu, ada seorang pria yang ditangkap karena membawa kakak perempuannya yang lumpuh ke gunung.

Kemudian, ada seorang wanita ditangkap karena ketauan membuang ayahnya sudah lanjut usia pada tahun 2018.

BACA JUGA:Ini Penyebab Perang Diponegoro, Penindasan dan Perusakan Moral Bangsa Oleh Belanda

Hingga kini, tradisi ini juga masih jadi perdebatan antara mitos dan fakta. Namun, tidak cukup bukti tentang tradisi ubasute sehingga tradisini ini dikenal sebagai legenda belaka.

Terlepas dari mitos ataupun fakta, tidak sepantasnya seorang anak meninggalkan orangtua yang merawatnya sejak kecil. Sekalipun mereka sudah lanjut usia ya, Parents.

Selain tidak bermoral, perilaku ini juga melanggar hukum dan bisa terancam pidana bagi siapa pun yang melakukannya.

Ubasute memang tak dipraktikkan lagi di zaman modern. Tapi, disebut-sebut bahwa sekarang tradisi ini mau dihidupkan lagi dalam bentuk berbeda seperti ditipkan di panti jompo.*

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: