Ini Penyebab Perang Diponegoro, Penindasan dan Perusakan Moral Bangsa Oleh Belanda

Ini Penyebab Perang Diponegoro, Penindasan dan Perusakan Moral Bangsa Oleh Belanda

Ini Penyebab Perang Diponegoro, Penindasan dan Perusakan Moral Bangsa Oleh Belanda-Dok-

RADARMUKOMUKO.COM - Terjadinya Perang Diponegoro dikarenakan berbagai hal, diantaranya ketidakpuasan kaum bangsawan Kesultanan Yogyakarta. Mereka dilarang oleh Belanda untuk menyewakan tanahnya kepada pengusaha-pengusaha swasta untuk perkebunan-perkebunan.

Sebab itu merupakan saingan bagi Belanda yang mengusahakan perkebunan-perkebunan juga. Belanda merampas Daerah Kesultanan Yogyakarta yang terletak di antara Pekalongan dan Semarang. 

BACA JUGA:Peritiwa Penting Sebelum Proklamasi Kemerdekaan, Soekarno-Hatta Sempat Diculik Pemuda

Penyebab kedua, Perang Diponegoro, yaitu kaum ulama Islam yang semakin kecewa, karena makin meluasnya adat kebiasaan barat yang bertentangan dengan ajaran Islam. 

Padahal ajaran Islam bagi kaum ulama merupakan alat untuk pendidikan moral. Oleh karena kaum ulama memandang bahwa keburukan moral itu bersumber dari Belanda, maka Belanda harus disingkirkan.

Ketiga penyebab Perang Diponegoro yang terakhir adalah karena rakyat jelata makin menderita akibat adanya bermacam-macam pungutan pajak dan macam-macam kewajiban kerja paksa.

BACA JUGA:Sejarah Konflik Bersenjata Indonesia dengan Malaysia, Menyebabkan Perang Dingin di Asia

Intinya, Pangeran Diponegoro yang tidak menyetujui campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan. Kondisi para petani lokal menderita akibat penyalahgunaan penyewaan tanah juga menjadi salah satu faktor yang membuat Pangeran Diponegoro geram.

Kekecewaan Pangeran Diponegoro memuncak ketika Patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggak-tonggak untuk membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya.

Perang Diponegoro berlangsung selama lima tahun yaitu dari tahun 1825 hingga tahun 1830. Hal ini bermula dari peristiwa pada 20 Juli 1825, di mana pihak istana mengutus dua bupati keraton senior yang memimpin pasukan Jawa-Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi di Tegalrejo.

BACA JUGA:Tiga Tentara Jepang Ikut Membela Indonesia, Ahli Strategi Hingga Merakit Bom

Saat itu Pangeran Diponegoro dan sebagian besar pengikutnya berhasil lolos, namun kediamannya di Tegalrejo habis dibakar.

Perang Diponegoro melibatkan berbagai kalangan, mulai dari kaum petani hingga golongan priyayi yang menyumbangkan uang dan barang-barang berharga lainnya sebagai dana perang.

Hanya dalam waktu tiga minggu setelah penyerbuan Tegalrejo, pasukan Diponegoro sudah bisa melakukan penyerangan dan berhasil menduduki keraton Yogyakarta. Keberhasilan ini disusul dengan kemenangan di beberapa daerah pada tahun-tahun awal berkobarnya Perang Diponegoro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: