Begitu Paniknya Penumpang Titanic Sekoci Tidak Terisi Maksimal, Mungkin Faktor Kelas Ini

Oleh karena itu, Titanic secara teknis memenuhi peraturan tersebut, meskipun tidak sesuai dengan jumlah penumpang dan awak yang nyata.

Selain itu, banyak sekoci yang tidak terisi penuh saat dievakuasi karena kepanikan, ketidakjelasan, dan diskriminasi.

BACA JUGA:Sejak Dulu Minum Kopi Fakta Baru Diketahui Sekarang, Tubuh Memberi Tanda Ini , Masih Mau Minumnya?

Misalnya, sekoci pertama yang turun hanya berisi 28 orang, padahal bisa menampung 65 orang. Sekoci-sekoci lain juga lebih banyak diisi oleh penumpang kelas satu dan wanita daripada penumpang kelas dua dan tiga serta pria.

Akibat tragedi Titanic, dunia menyadari pentingnya peraturan keselamatan maritim yang lebih ketat dan komprehensif. Pada tahun 1914, Konvensi Keselamatan Jiwa di Laut (SOLAS) disetujui oleh 13 negara sebagai standar internasional untuk keselamatan kapal dan penumpangnya.

Konvensi ini mengatur berbagai aspek seperti konstruksi kapal, peralatan keselamatan, komunikasi radio, navigasi, dan manajemen krisis.

Konvensi SOLAS terus direvisi dan diperbarui seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan zaman.

BACA JUGA:Penayangan Film Barbie dan Oppenheimer Menimbulkan Istilah Barbenheimer Kini Viral, Apa Itu Baca Disini

Salah satu revisi terpenting adalah pada tahun 1974, ketika konvensi ini mengadopsi sistem amendemen tacit acceptance, yang memungkinkan perubahan-perubahan menjadi otomatis berlaku jika tidak ada negara yang menolaknya dalam waktu tertentu. Hal ini mempercepat proses adaptasi konvensi dengan kondisi terkini.

Saat ini, konvensi SOLAS telah diratifikasi oleh 164 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berlaku untuk hampir semua kapal komersial di dunia. Konvensi ini telah menyelamatkan banyak nyawa dan mencegah terulangnya tragedi seperti Titanic.

Artikel ini dilansir dari berbagai sumber : kabarpenumpang.com dan vox.com

 

 

 

 

Sumber: