10 Suku Terasing Indonesia Yang Sulit Ditemui dan Punya Aturan Sendiri

10 Suku Terasing Indonesia Yang Sulit Ditemui dan Punya Aturan Sendiri

10 Suku Terasing Indonesia Yang Sulit Ditemui dan Punya Aturan Sendiri --

Karena tinggal di kedalaman hutan belantara yang jauh dari jangkauan dunia luar, suku polahi ini termasuk suku yang jauh tertinggal dan lebih primitif dibanding suku-suku lain di pedalaman hutan Indonesia. 

Suku Polahi belum mengenal pakaian, sistem hari, dan agama.

Suku Kubu 

Suku anak dalam atau yang juga dikenal dengan nama suku Kubu merupakan salah satu suku paling terasing di Indonesia yaitu hidup di dalam hutan Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD) Provinsi Jambi. 

Suku ini pun masih hidup nomaden atau berpindah-pindah, juga masih dilabel primitif, mereka menganut sistem kepercayaan. Suku Anak Dalam menyembah dewa atau roh dari para leluhur. Dalam kehidupan mereka punya aturan sendiri yang harus dipatuhi anggota kelompoknya.

Suku Samin

Suku Samin merupakan suku pedalaman di Indonesia yang terasing dan terancam kepunahannya. Suku Samin tersebar di daerah Blora, Pati, dan sebagian wilayah Bojonegoro. 

Suku samin atau yang juga disebut wong sikep ini memilih tinggal di tengah hutan di kawasan pegunungan Kendeng, dan menjauhkan diri dari keramaian masyarakat. 

BACA JUGA:Tiga Suku Pemenggal Kepala Yang Ditakuti Penjajah di Kalimantan

Mereka lebih memilih hidup mandiri bersahabat dengan alam tanpa mengeksploitasi secara berlebihan dan menolak penuh aturan pemerintah. 

Penolakan terhadap pemerintah pada suku ini bermula dari sikap pendahulunya Samin Surosinteko yang menentang keras sikap kapitalisme dan materialisme pemerintah Belanda.

Suku Kombai dan Korowai

Mungkin banyak masyarakat yang belum pernah mendengar suku ini di karena mereka baru ditemukan pada 30 tahun yang lalu. Suku ini merupakan suku etnis yang tinggal di pedalaman hutan Papua, dan membangun rumah-rumah mereka di atas pohon. 

BACA JUGA:Suku Lainong, Tradisi Memotong Kepala dengan Tato Bukti Kemenangan

Kedua suku ini memiliki ritual budaya yang hampir sama, salah satunya adalah masih menggunakan koteka sebagai pakaian, meskipun pada awal ditemukannya telah dikenalkan dengan pakaian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: