Pernah Kalahkan Suku Dayak, Suku Kalang Ternyata 'Punya Ekor'

Pernah Kalahkan Suku Dayak, Suku Kalang Ternyata 'Punya Ekor'

Pernah Kalahkan Suku Dayak, Suku Kalang Ternyata 'Punya Ekor'--

Mereka dipercaya merupakan keturunan dari kera dan seorang putri, sehingga memiliki ekor pendek serupa kera.

BACA JUGA:Suku Samin, Tidak Menggangu dan Tidak Suka Diganggu

Juga ada mitos lain, Suku Kalang juga dianggap keturunan anjing. Orang Jawa memiliki anggapan yang berbau takhayul bahwa Wong Kalang merupakan anak hasil perkawinan antara seorang perempuan dengan seekor anjing.

Anggapan itu sebenarnya juga bukan terbentuk dengan sendirinya. 

Dalam Gegumbregan Gegalungan, upacara yang sekarang sudah jarang dilakukan oleh masyarakat Kalang, terlihat sekali ekspresi dan simbolisasi gerakan yang meniru perilaku anjing. 

Antara lain, partisipan upacara merangkak seperti anjing. Hal ini dilakukan agar apa yang diinginkan dapat dikabulkan oleh leluhurnya. 

BACA JUGA:Suku Kalang Terkenal Sakti, Andalan Majapahit Hadapi Suku Dayak

Anjing dalam sistem upacara Galungan tersebut dapat juga dimanifestasikan dalam wujud patung kecil yang diletakkan di depan orang yang merangkak tadi.

Suku Kalang ada sejak zaman kerajaan-kerajaan Nusantara. Tetapi karena satu dan lain hal, mereka dikucilkan oleh masyarakat mayoritas saat itu. Pengucilan tersebut yang mengawali sebutan "kalang".

Kata "kalang" berasal dari bahasa Jawa yang artinya "batas". Lingkup sosial orang-orang ini sengaja dibatasi (atau dikalang) oleh otoritas atau masyarakat mayoritas waktu itu. 

Orang Kalang sengaja diasingkan dalam kehidupan masyarakat luas, karena dulu ada anggapan bahwa mereka liar dan berbahaya.

BACA JUGA:Tradisi Melangun, Warga Suku Kubu Lewati Jalan Raya Sambil Mengemis

Dirangkum dari berabagai sumber, kini banyak Orang Kalang yang sudah memeluk Agama Islam dan menjalankan syariat-syariat agama Islam. 

Selain itu, mereka juga sudah berbaur dengan masyarakat lainnya, baik dalam pergaulan maupun pernikahan.

Kelompok suku ini juga sudah diterima baik di Indonesia. Begitu pula mereka, juga sudah dapat menerima orang-orang yang berasal dari luar sukunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: