Mengenal Suku Kombai, Suku Terakhir Zaman Batu

Mengenal Suku Kombai, Suku Terakhir Zaman Batu

Mengenal Suku Kombai, Suku Terakhir Zaman Batu-Ilustrasi-

RADARMUKOMUKO.COM - Indonesia kaya akan suku bangsa, Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Sensus Penduduk (SP) Tahun 2010 Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau Suku bangsa. Lebih tepatnya, Indonesia memiliki 1.340 Suku bangsa di Tanah Air.

Salah satunya adalah Suku Kombai atau Kombay yang umumnya mendiami Citak Mitak, Kabupaten Mappi, Provinsi Papua Selatan yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Jayawijaya, dan Kabupaten Boven Digoel. Desa-desa mereka antara lain Uni, Fifiro, Wanggemalo dan Karuwakhe.

BACA JUGA:Suku Bajo, Manusia Ikan Inspirasi Film Avatar 2, Bisa Menyelam 70 Meter

Dilansir dari situs resmi wikipedia, Suku ini disebut sebagai suku terakhir dari zaman batu yang masih ada di dunia. Kendati demikian, suku ini terhubung dengan dunia luar. 

Salah satu buktinya adalah terdapat pemukiman baru di Yaniruma, tepi Sungai Becking, Mu, dan Basma. Sebagian besar dari mereka juga tinggal di Mabul, tepi Sungai Pulau dan Khaiflambolup.

Tidak jauh beda dengan suku Korowai, Suku Kombai juga membangun rumah mereka dekat pohon dengan ketinggian 4 hingga 10 meter bahkan lebih yang terbuat dari kayu, rotan, bilah bambu, dan kulit kayu. Dibutuhkan tangga lurus yang terbuat dari sebatang kayu untuk dapat mencapai rumah.

BACA JUGA:Suku Wajak Hilang Misterius, Manusia Cerdas dan Mampu Arungi Samudera

Orang-orang suku kobai dikenal tangguh, baik laki-laki maupun perempuannya.

Dalam kehidupannya, kaum laki-laki dan perempuan pada suku ini. Kaum pria bertugas menebang pohon dan pergi ke hutan untuk berburu.

Hewan yang mereka buru berupa biawak, buaya, babi hutan, kangguru, burung, dan menangkap ikan. 

Babi juga dipelihara sebagai hewan yang berharga sebagai salah satu simbol kekayaan dan mas kawin. 

BACA JUGA:8 Suku di Dunia Miliki Tradisi Hubungan Sek Tak Lazim, Nomor 7 Sangat Fatal

Babi yang sudah besar dilepas di hutan setelah terlebih dahulu diberi tanda pada kupingnya. 

Jika pemiliknya memerlukan seekor babi, ia dapat berburu ke hutan, namun harus memperhatikan bahwa babi yang ditangkapnya bukan milik orang lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: