Mengenal Suku Abui di NTT, Dijuluki 'Pemburu Kepala Manusia'

Mengenal Suku Abui di NTT, Dijuluki 'Pemburu Kepala Manusia'

Mengenal Suku Abui di NTT, Dijuluki 'Pemburu Kepala Manusia'-Dok-Berbagai sumber

Masyarakat Suku Abui hidup tanpa menggunakan listrik. Dari dulu hingga sekarang mereka menggunakan bambu kering yang diisi buah jarak untuk penerangan. Alat ini digunakan sebagai alat penerangan sebelum adanya minyak tanah. Kalau sekarang, mereka menggunakan minyak tanah.

Sementara itu, penduduk di kampung adat ini ada yang memiliki ponsel. Untuk mengisi daya ponsel, mereka harus pergi ke desa bawah.

Punya Rumah Sakral

Ada sebanyak 14 rumah adat tradisional di kampung Suku Abui ini. Nama rumah tradisional tersebut adalah rumah lopo.

Rumah lopo punya empat bagian atau ruang. Yaitu ruangan menerima tamu, gudang penyimpanan jagung dan ubi, tempat memasak dan tidur, serta rumah sakral.

BACA JUGA:30 Suku Asli Pulau Sulawesi, Diantaranya Dijuluki Manusia Laut Hingga Berjiwa Menaklukkan

Rumah sakral ini ada di tengah kampung. Rumah tersebut tidak boleh dibuka oleh sembarang tempat. Orang yang boleh membuka rumah sakral adalah sub suku Abui Marang. Itu pun hanya satu tahun sekali saat pembukaan lahan.

Rumah sakral di desa ini ada dua rumah. Rumah ini tidak dihuni, hanya dibuka satu tahun sekali saat pembukaan lahan.

Satu rumah adat disebut Kolwat (hitam) dan satu rumah lain disebut Kanuruwat (putih). Rumah Kolwat atau hitam adalah rumah yang berhubungan dengan hal gelap atau jahat. Sementara rumah Kanuruwat sebaliknya. Rumah ini dianggap suci.

BACA JUGA:Keturunan dari Penguasa Langit Suku Nias Sumatera Utara Turun Ke Bumi dengan Menggunakan Ini

Secara rumum, sub suku Abui terbagi jadi tiga yaitu Marang, Kapitang, dan Awenni. Hanya suku Marang saja yang boleh masuk ke dalam rumah sakral ini. Selain itu, sub suku lain boleh masuk namun ada syaratnya. Hanya anak sulung dari sub suku tersebut yang diperbolehkan.

Apa isi dari rumah sakral itu?

Ada peninggalan leluhur yang terletak di rumah sakral suku Abui. Seperti periuk nenek moyang, moko (alat musik besi) dan tombak perang.

Suku Paling Bahagia

Mengunjungi suku Abui dapat menjadi salah satu wisata budaya untuk memperkaya pemahaman anda mengenai budaya Indonesia. Keramahtamahan suku Abui akan segera menjamu Anda ketika mengunjungi pedalaman Nusa Tenggara. Anda akan menemui betapa kebahagiaan mereka begitu sederhana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: