5 Alasan Warga Minang Suka Merantau, “Pantang Pulang Sebelum Sukses”
Lirik lagu minang untuk perantau-Radar Mumuko-istimewa radar mukomuko
Sistem ini jugalah yang memberikan motivasi sekaligus penyemangat bagi mereka, untuk mampu mengumpulkan harta kekayaan sebagai bekal hidup di masa depan.
Sehingga tidak heran, mengapa cukup banyak jutawan berdarah Minangkabau di tanah air ini. Selain sebagai pekerja di perantauan, mereka juga seorang pebisnis yang handal.
BACA JUGA:4 Suku Utama, Sumbar Miliki 72 Suku dan 12 Suku di Negeri Sembilan Malaysia
BACA JUGA:8 Suku Asli Sumatera Utara, Salah Satunya Enggan Disebut Orang Batak
Faktor Budaya
Peyebab Orang Minang Pergi Merantau berikutnya yakni karena faktor budaya. Ini masih berkaitan dengan faktor Matrilineal di atas, sehingga mereka bercermin dari sejarah nenek moyang mereka yang sejak dulu sudah pergi merantau, akhirnya kebiasaan ini menjadi budaya yang trend di kalangan masyarakat Minangkabau.
”Karatau tumbuah di hulu, babuah babungo alun. Marantau bujang dahulu, di rumah baguno alun”.
Artinya, adat istiadat yang kental di ranah Minang ternyata tidak memberi peran bagi mereka yang masih muda, atau belum menikah. Sehingga merantau menjadi keputusan yang pas untuk mereka tempuh, sembari mencari pengalaman hidup dan jati diri di negeri yang jauh.
Bahkan, tak heran ada orangtua di sana yang menyuruh anaknya merantau jauh-jauh. Karena menurut mereka, semakin jauh anaknya merantau, maka semakin besar dan banyak pula pengalaman dan pelajaran hidup yang mereka dapatkan. Bahkan ada ungkapan yang menyatakan ”Pantang pulang sebelum sukses”.
BACA JUGA:6 Suku Asli Bengkulu, Diantaranya Berasal dari Minang, Pelembang dan Lampung
Menununtut Ilmu/Pendidikan
Alasan orang Minang suka merantau ini sudah menjadi hal umum bagi semua orang, bahwa melanjutkan pendidikan misalnya ke perguruan tinggi, menjadikan alasan seseorang pergi merantau.
Seperti yang kita tahu, pendidikan sangatlah penting, apalagi bagi anak-anak muda yang nantinya akan menjadi penerus dalam suku, masyarakat sosial hingga negaranya.
Sementara itu, filosofi hidup orang Minang yang berbunyi ”Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”, menganjurkan kepada masyarakat Minang memiliki pengetahuan religius yang tinggi.
Karena keterbatasan sarana penyalur ilmu pengetahuan tersebut, akhirnya mereka merantau ke daerah lain untuk memperdalam wawasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: