Indonesia dan Malaysia Sepakat Tunda Kerjasama Perdagangan dengan Uni Eropa
Indonesia dan Malaysia Sepakat Tunda Kerjasama Perdagangan dengan Uni Eropa -Istimewa-
RADARMUKOMUKO.COM – Informasi terbaru mengenai perdagangan ekspor impor internasional. Indonesia dan Malaysia sepakat akan menunda pembicaraan perdagangan dengan Uni Eropa.
Penundaan pembicaraan tentang perdagangan dari dua negara ini, setelah menganggap Uni Eropa mendiskriminasi kelapa sawit, melalui kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Uni Eropa.
Dalam kunjungan ke Brussels pada Rabu (31/5), Deputi Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Sri Haji Fadillah bin Haji Yusuf, menjelaskan bahwa undang- undang yang baru tersebut diadopsi oleh Uni Eropa yang melarang impor produk yang berasal dari lahan yang hutan yang ditebangi.
BACA JUGA:Petani Sawit Mesti Lebih Giat, Ada Peluang Penambahan Kuota Ekspor ke Rusia
BACA JUGA:Indonesia dan Malaysia Harus Kompak, Lawan Diskriminatif Terhadap Pasar Sawit
Hal tersebut merupakan perlakuan yang menghukum serta tidak adil terhadap para negara pengeskpor dan petani kecil.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartanto, juga menjelaskan, kebijakan yang dilakukan oleh Uni Eropa tersebut hanya menguntungkan salah satu pihak yaitu perusahaan besar atau multinasional.
Indonesia yang telah melakukan negosiasi dengan Uni Eropa terkait perjanjian perdagangan bebas selama tujuh tahun tersebut mengatakan bahwa pembicaraan tersebut tidak akan dilanjutkan hingga adanya kelonggaran lebih lanjut bagi para produsen minyak kelapa sawit dalam aturan baru Uni Eropa tersebut.
“Kami bisa menunggu tujuh tahun lagi,” kata Hartanto.
Adanya ancaman penundaan ini menunjukkan bahwa Indonesia ingin tetap melindungi kepentingan petani kecil dalam industri kelapa sawit, yang merupakan bagian penting dari perekonomian.
BACA JUGA:Produktivitas Sawit Rakyat Masih Rendah, Solusinya Butuh Peningkatan SDM
BACA JUGA:Indonesia Penyumbang Minyak Sawit Terbesar Dunia
Mereka berharap, Uni Eropa akan memberikan kelonggaran serta pertimbangan yang lebih baik terhadap dampak yang ditimbulkan oleh aturan baru tersebut terhadap sektor papa sawit di Indonesia dan juga Malaysia.
Adanya perdagangan minyak kelapa sawit memiliki dampak ekonomi yang sangat signifikan bagi kehidupan Indonesia dan Malaysia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: