Mengenal Suku Anak Dalam Atau Suku Kubu, Penghuni Taman Nasional Bukit Duabelas

Mengenal Suku Anak Dalam Atau Suku Kubu, Penghuni Taman Nasional Bukit Duabelas

Mengenal Suku Anak Dalam atau Suku Kubu Provinsi Jambi--

RADARMUKOMUKO.COM – Suku anak dalam atau sering juga disebut Suku Kubu, Orang Rimba merupakan suku yang menghuni bukit barisan tepatnya di Taman Nasional Bukit Duabelas Provinsi Jambi. Termasuk di wilayah Sumatera Selatan.

Suku kubu termasuk kategori masyarakat terasing di Indonesia, karena mereka tinggal di pedalaman dan minim berinteraksi dengan dunia luar.

Suku Anak Dalam dikenal teguh mempertahankan cara hidup yang primitif di tengah arus modernisasi yang kian deras di luar komunitasnya.

BACA JUGA:5 Suku Asli Provinsi Sumatera Selatan, Salah Satunya adalah Penunggu Bukit Barisan

Awalnya suku anak dalam ini, hanya dikenal hidup di hutan dengan cara berpindah-pindah. Namun belakangan ini suku anak dalam mulai berinteraksi dengan dunia luar. 

Untuk lebih mengenai suku anak dalam berikut penjelasannya dikutib dari rimbakita.com dan berbagai sumber: 

Sebaran Orang Rimba

Orang Rimba, hidup secara berkelompok di hulu-hulu sungai di dalam hutan. Konsentrasi terbesar Orang Rimba di Jambi berada di kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD). Orang Rimba juga dapat ditemukan di hutan-hutan sekunder dan perkebunan kelapa sawit sepanjang jalur lintas Sumatera hingga ke batas Sumatera Selatan.

Asal Usul Suku Anak Dalam

Hingga saat ini belum ada bukti tertulis dari mana asal Suku Anak Dalam. Oleh sebab itu sejarah mengenai Suku Anak Dalam diperoleh dari tradisi lisan dan cerita yang ada di masyarakat.

Menurut tradisi lisan tersebut, nenek moyang Suku Anak dalam berasal dari Maalau Sesat. Mereka melakukan pelarian ke hutan rimba yang ada di Air Hitam, Taman Nasional Bukit Duabelas. Orang Maalau Sesat yang lari tersebut kemudian disebut sebagai Moyang Segayo.

BACA JUGA:Calon Jamaah Haji Mukomuko Naik Bus, Ini Jadwal Keberangkatannya

Namun ada juga yang berpendapat bahwa Orang Anak Dalam berasal dari Pagaruyung yang mengungsi ke Jambi. Pendapat ini diperkuat dengan kesamaan bahasa dan tradisi antara Suku Anak Dalam dengan Minangkabau. Contoh kesamaannya adalah sistem kekerabatan matrilineal yang ternyata juga digunakan oleh Suku Anak Dalam.

Sumber lain yang dikumpulkan oleh Muchlas pada tahun 1975 menyatakan bahwa ia telah mempelajari berbagai cerita lisan mengenai Suku Anak Dalam. Beberapa cerita itu adalah Tambo Anak Dalam dari Minangkabau, Buah Gelumpang, Cerita Seri Sumatera Tengah, Cerita Orang Kayu Hitam, Cerita Perang Jambi dengan Belanda, Cerita Turunan Ulu Besar dan Bayat, Cerita Tentang Orang Kubu, dan Cerita Tambo Sriwijaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: