Saat Soekarno Diprank Idrus dan Markonah, Mengaku Raja dan Ratu Suku Anak Dalam

Saat Soekarno Diprank Idrus dan Markonah, Mengaku Raja dan Ratu Suku Anak Dalam

Saat Soekarno Diprank Idrus dan Markonah, Mengaku Raja dan Ratu Suku Anak Dalam-Istimewa/Dok-Berbagai Sumber

RADARMUKOMUKO.COM - Saat pandemi Covid-19, terjadi prank dari keluarga mendiang seorang pengusaha di Palembang, Akidi Tio. Dimana ia mem-prank Indonesia dengan  memberikan sumbangan sebesar Rp 2 triliun.

Tahukah kamu,  kejadian prank terhadap pejabat negara ini sudah ada sejak lama di Indonesia. 

Presiden Indonesia pertama Ir. Soekarno juga pernah di prank atau ditipu oleh Raja Idrus dan Ratu Markonah.

Kejadiannya sekitar tahun 1950-an, sepasang suami-istri ini membuat kehebohan nasional, mereka diterima Presiden Sukarno di Istana Negara.

BACA JUGA:Keberadaan 57 Ton Emas Soekarno Di Bank Swis Terus Menarik Perhatian, Ini Kata Sejarawan

BACA JUGA:Fakta Kacamata Presiden Soekarno Yang Mitosnya Tembus Pandang

Kisahnya, dirangkum dari berbagai sumber, kala itu Idrus dan Ratu Markonah mengaku sebagai raja dan ratu dari Anak Dalam, Jambi.

Keduanya sukses masuk ke istana atas saran seorang pejabat agar Bung Karno berkenan menemuinya. 

Saran ini sangat muluk, yakni karena raja dan ratu ini punya kekuatan tertentu yang bisa membantu pembebasan Irian Barat.

Kondisi saat itu juga Soekarno tengah berupaya mengusir Belanda di Irian Barat, maka kabar raja dan ratu ini bisa membantu membuat Soekarni menyambutnya dengan gembira. 

Kehadiran Raja Idrus dan Ratu Markonah juga menjadi topik utama media kala itu. 

Sebut saja Koran Masa Marhaen dan Koran Duta Masyarakat, memajang foto sang raja dan ratu bersama Bung Karno di halaman depan. 

Saran dari seorang pejabat terbukti. Di foto yang ada di koran itu dipasang keterangan: Raja Idrus dan Ratu Markonah akan membantu Indonesia membebaskan Irian Barat. Apalagi, foto itu menarik karena keduanya mengenakan kacamata hitam.

Kisahnya, malansir dari kompasiana.com bermodal dari surat rekomendasi pemerintah Sumatra Selatan, beberapa bulan kemudian, pada 10 Maret 1958, Idrus, Markonah dan pengikutnya berangkat ke Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: