Tera Ulang Timbangan Toke Sawit, Petani Jangan Dirugikan

Tera Ulang Timbangan Toke Sawit, Petani Jangan Dirugikan

Kelapa Sawit--

LUBUK PINANG, RADARMUKOMUKO.com - Disaat anjoknya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit saat ini, memang perlu dilakukan tera ulang timbangan milik para toke sawit.

Agar para petani sawit tidak dirugikan dalam timbangan. Mengingat harga sawit saat ini masih dibawah Rp 1.000 tingkat petani.

 Terkait hal ini, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Mukomuko, Ruri Irwandi, ST, MT mengatakan 

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Metrologi Legal Disperindag setiap tahunnya melakukan tera ulang  pada alat ukur, takar dan timbang. 

Ini rutin dilakukan baik permintaan perusahaan ataupun bentuk pengawasan di perusahaan, SPBU dan pedagang oleh pihaknya. 

"Dengan kondisi seperti saat ini, timbangan milik toke sawit harus dilakukan tera ulang. Seperti kita ketahui, yang rentan terjadi permainan dalam timbangan, ya milik para toke," ujar Ruri. 

Lanjutnya, pihaknya juga telah merencanakan, tera ulang yang dilaksanakan UPTD Metrologi tidak hanya di fokuskan pada perusahaan maupun SPBU. Tetapi juga menyasar setiap timbangan milik toke sawit di setiap wilayah.

Seperti wilayah Lubuk Pinang yang banyak toke sawit dan toke pedagang lainnya. Dikatannya juga, tera ulang yang dilakukan ini untuk menjamin kebenaran pengukuran pada alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang digunakan. Tera ulang ini menyangkut kepentingan penjual ataupun pembeli. Sehingga baik penjual dan pembeli sama sama tidak merasa di untungkan maupun di rugikan menyangkut perihal timbangan. Untuk itu, sudah seharusnya masyarakat Kabupaten Mukomuko bersyukur karena selain memiliki alat sendiri, Metrologi Legal ini sudah mandiri atau melakukan tera ulang sendiri.

"Masyarakat kita harus bersyukur. Beberapa tahun terakhir, Pemkab Mukomuko sudah memiliki tim ahli tera ulang sekali ada lembaga resminya UPTD Metrologi. Kendaraan operasional dibantu pemerintah pusat. Dulu, kalau mau tera ulang, kita harus mendatangkan tim ahli dari Bengkulu. Pengawasan terhadap alat takar perniagaan sekarang kita bisa lebih maksimal," tutup Ruri. (api)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: