7. Penurunan fungsi: Kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, bekerja, atau bersekolah.
Penyebab pasti penyakit psikotik masih belum sepenuhnya dipahami, namun para ahli percaya bahwa kondisi ini merupakan hasil interaksi kompleks antara berbagai faktor, termasuk:
1. Faktor Genetik
Penelitian menunjukkan bahwa penyakit psikotik memiliki komponen genetik yang kuat. Individu dengan riwayat keluarga yang menderita gangguan psikotik, seperti skizofrenia, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi serupa.
2. Perubahan Kimia Otak
Ketidakseimbangan neurotransmitter di otak, terutama dopamin dan serotonin, diyakini berperan dalam perkembangan gejala psikotik. Perubahan struktur otak juga telah dikaitkan dengan kondisi ini.
3. Trauma dan Stres
Pengalaman traumatis atau stres berat, terutama pada masa kanak-kanak atau remaja, dapat meningkatkan risiko perkembangan penyakit psikotik di kemudian hari.
BACA JUGA:Weekend Produktif ? Lakukan 5 Tips Ini Untuk Mengisi Akhir Pekan Kamu
BACA JUGA:Pasti Bikin Nagih Satu Keluarga, Begini Resep dan Cara Membuat Terong Balado yang Super Lezat
4. Penyalahgunaan Zat
Penggunaan narkoba, terutama cannabis, halusinogen, dan stimulan seperti amfetamin, dapat memicu episode psikotik pada individu yang rentan.
5. Faktor Lingkungan
Lingkungan yang penuh tekanan, seperti kemiskinan, kekerasan, atau isolasi sosial, dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit psikotik.
6. Komplikasi Kehamilan dan Kelahiran
Komplikasi selama kehamilan atau kelahiran, seperti infeksi, malnutrisi, atau kekurangan oksigen, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit psikotik di kemudian hari.