RMONLINE.ID - Dalam sejarah sepakbola, terdapat momen-momen ketika pelanggaran yang dilakukan oleh wasit tidak hanya mengubah jalannya pertandingan, tetapi juga menghentikan permainan sepenuhnya.
Salah satu insiden yang paling berat terjadi pada tahun 2024, ketika wasit asal Tajikistan, Nasrullo Kabirov, memimpin pertandingan antara tuan rumah Qatar dan Indonesia di Piala Asia U-23.
Kabirov memberikan penalti yang kontroversial kepada Qatar dan mengeluarkan dua pemain Indonesia dengan kartu merah, yang memicu kerusuhan dan pertanyaan besar mengenai integritasnya sebagai wasit berlisensi FIFA.
Namun, ini bukanlah kasus pertama dalam sejarah sepakbola. Pada tahun 1966, di Final Piala Dunia FIFA, wasit asal Swiss, Gottfried Dienst, menetapkan gol kontroversial Geoff Hurst yang membuat Inggris unggul atas Jerman Barat, meskipun banyak yang berpendapat bola tidak melintasi garis gol.
BACA JUGA:3 Cara Membersihkan Cache di Laptop Supaya Ngga Lemot
Keputusan ini memperkuat kemenangan Inggris dan menjadi salah satu momen paling kontroversial dalam sejarah sepakbola.
Kemudian, ada skandal Calciopoli pada tahun 2006 yang melibatkan beberapa wasit Serie A Italia yang diduga memanipulasi hasil pertandingan.
Wasit Massimo De Santis dan Gianluca Paparesta dijatuhi hukuman larangan berkarir dalam sepak bola karena terlibat dalam kasus ini, yang mengguncang dunia sepak bola Italia dan mengakibatkan hukuman berat bagi klub-klub seperti Juventus.
Pertandingan antara Chile dan Italia di Piala Dunia FIFA 1962 juga dikenal sebagai salah satu pertandingan paling brutal.
Wasit Ken Aston dari Inggris kesulitan mengendalikan pertandingan yang penuh dengan kekerasan dan pelanggaran, menciptakan atmosfer yang sangat kontroversial.
Insiden-insiden ini mengingatkan kita akan pentingnya integritas dan keadilan dalam sepakbola.
Mereka menjadi pelajaran berharga bahwa dalam sepakbola, keputusan wasit tidak hanya menentukan nasib pertandingan, tetapi juga integritas olahraga itu sendiri.
Menggali Lebih Dalam: Dampak Pelanggaran Wasit pada Sepakbola
Pelanggaran wasit dalam sepakbola sering kali menjadi titik balik dalam sejarah olahraga ini. Misalnya, pada tahun 2024, selama pertandingan EURO, aturan baru diberlakukan yang hanya memperbolehkan kapten tim untuk melakukan protes terhadap keputusan wasit. Ini merupakan langkah untuk mengurangi konfrontasi dan menjaga integritas permainan.
Di sisi lain, pemain seperti Lucas Paqueta yang dituduh melakukan pelanggaran berat oleh FA, menunjukkan bahwa tidak hanya wasit, tetapi juga pemain dapat menjadi pusat kontroversi. Pelanggaran ini tidak hanya berdampak pada reputasi pemain, tetapi juga pada klub dan liga yang mereka wakili.