RADARMUKOMUKO.COM - Kue nastar, dengan isian selai nanas yang kaya rasa, telah menjadi ikon tak tergantikan dalam perayaan Lebaran di Indonesia.
Kue ini tidak hanya menawarkan kelezatan yang memanjakan lidah, tetapi juga menghadirkan nuansa keakraban yang mendalam.
Setiap butir nastar adalah cerminan dari nilai-nilai kebersamaan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.
Dari dapur-dapur rumah tangga hingga toko-toko kue ternama, nastar selalu hadir sebagai sajian wajib yang menemani momen-momen spesial.
BACA JUGA:PKPS Mukomuko Buka Posko Donasi Korban Bencana Alam Pesisir Selatan
Proses pembuatannya yang melibatkan seluruh anggota keluarga menjadikan kue nastar lebih dari sekedar makanan; ia adalah simbol dari kerjasama dan kebersamaan.
Anak-anak, orang tua, dan kerabat berkumpul, berbagi tugas dalam mencetak adonan, memasak selai, hingga mengemas kue nastar dengan penuh cinta.
Selai nanas yang menjadi jiwa dari kue nastar tidak hanya sekedar isian, tetapi juga representasi dari kehangatan matahari Indonesia yang tercurah dalam setiap gigitannya.
Nanas yang dipilih dengan teliti, dimasak bersama gula hingga mencapai konsistensi yang sempurna, menghasilkan selai yang tidak hanya lezat tetapi juga menggugah kenangan.
Di sisi lain, inovasi terus berkembang dalam tradisi pembuatan nastar. Para pengrajin kue kini berlomba-lomba menciptakan varian baru yang menggabungkan rasa tradisional dengan sentuhan modern.
BACA JUGA:Kebaikan Dilupakan Dampak Politik Uang, Politisi Senior Mukomuko Angkat Bicara
BACA JUGA:Kepsek SMP dan Operator Sekolah di Mukomuko Latihan Update Data Dapodik
Mulai dari nastar keju yang gurih, nastar cokelat yang manis, hingga nastar durian yang eksotis, semua hadir untuk memenuhi selera yang terus berkembang.
Namun, di balik berbagai inovasi tersebut, nastar klasik dengan selai nanas tetap menjadi primadona.