RADARMUKOMUKO.COM - Penjajahan dirasakan sakitnya oleh seluruh masyarakat Indonesia, tak terkecuali bagi para keturunan orang-orang Tionghoa yang sudah menjadi warga negara Indonesia.
Maka mengusir penjajah dilakukan bersama-sama tanpa memandang, suku, ras dan agama bahkan jenis kelamin, buktinya banyak pejuang wanita yang cukup dikenal. Termasuk masyarakat Tionghoa turun melawan penjajahan.
Perjuangan ini akhirnya mengantar Indonesia kedepan pintu kemerdekaan dari penjajah. Beberapa pejuangan yang berperan menonjol pada saat menghadapi penjajah, dianugerasi gelar pahlawan.
BACA JUGA:Djulaeha Karmita, Pejuang Perempuan Cimahi di Medan Perang Yang Tak Banyak Dikenal
BACA JUGA:Polres Mukomuko Sampaikan 3 Pesan untuk Masyarakat dalam Operasi Bina Karuna Nala 2023
Dirangkum dari berbagai sumber berikut sederet nama pahlawan, terdapat beberapa tokoh dari etnis tionghoa, diantaranya:
- Lie Eng Hok
Lie Eng Hok juga seorang keturunan Tionghoa yang terlibat dalam dalam memperebutkan kemerdekaan RI. Ia kelahiran Balaraja, Tangerang pada 7 Februari 1893.
Sosoknya sebagai pejuang mulai dikenal pada 1926 usai memelopori gerakan pemberontakan terhadap kolonial Belanda di Banten.
Kala itu, Lie Eng Hok diam-diam mengamati gerak-gerik pasukan Belanda dan mengirimkan informasi tersebut kepada para pejuang. Bahkan sebagai mata-mata, lantaran ketahuan, dia sempat diasingkan oleh Belanda selama 5 tahun di Papua.
Belanda sempat membujuknya untuk bekerjasama. Tapi karena cinta tanah air, ia lebih suka hidup kekurangan ketimbang menjadi pengkhianat bangsa.
Dua tahun sebelum dia meninggal, jasa-jasanya akhirnya diakui oleh pemerintah Indonesia, Lie Eng Hok diangkat menjadi Perintis Kemerdekaan RI. Dia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, Semarang.
- Sho Bun Seng
Sho Bun Seng merupakan penggiat seni di masa penjajahan Belanda. Sho Bun Seng aktif dalam kelompok sandiwara Dardanela di Aceh tahun 1920-an. Dari situlah sikap anti-Belanda dan rasa cintanya terhadap Tanah Air tumbuh.
Selanjutnya ia pindah ke Padang dan bergabung ke dalam kelompok gerilya yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ismail Lengah.