BACA JUGA:Ini Jenis Alat Peraga Kampanye dan Bahan Kampanye Yang Boleh Digunakan Caleg
BACA JUGA:Pejuang Keturunan Tionghoa Yang Gagah Berani dan Rela Mati Melawan Penjajah Tanah Air
Bun Seng juga mendapatkan tugas memata-matai Pao An Tui, sebutan untuk kelompok Tionghoa yang pro terhadap Belanda.
Kiprahnya berlanjut hingga pasca kemerdekaan, dimana ia bergabung dengan Batalyon Pagarruyung, terlibat dalam menumpaskan pemberontakan DI/TII, dan berbagai aktivitas berbahaya lain demi mencapai Indonesia yang benar-benar merdeka.
Pada tahun 1958, ia pun memutuskan berhenti dari dunia militer dan kembali menggeluti seni. Sho Bun Seng meninggal pada usia 89 tahun di tahun 2000.
- John Lie
John Lie lahir di Manado pada 9 Maret 1911, Ia juga kerap disapa Daniel Dharma. John Lie adalah pejuang keturunan Tionghoa, merupakan perwira Angkatan Laut RI pada masa penjajahan Jepang, Millens.
Kiprahnya yang membuat namanya cukup dikenal ialah ketika dia berhasil menembus blokade Belanda di Sumatera dan menukar komoditas Indonesia dengan senjata.
BACA JUGA:Pejuang Yang Hampir Terlupakan, Kusno Wibowo Yang Merobek-robek Bendera Belanda di Hotel Yamato
BACA JUGA:Siti Manggopoh, Sosok Pejuang Perempuan Yang Terlupakan Pernah Tewaskan 53 Serdadu Belanda
Pada 1950, Lie aktif dalam menumpaskan gerakan pecah belah Republik Maluku Selatan (RMS) dan pemberontakan PRRI dan banyak lagi kontribusi John Lie terhadap kemerdekaan RI.
- Ong Tjong Bing
Ong Tjong Bing juga dikenal sebagai Daya Sabdo Kasworo. Ia berjuang untuk bangsa ini sebagai dokter yang merawat korban pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Jawa Timur.
Setelah menempuh pendidikan sebagai dokter gigi di tahun 1953, Ong Tjong Bing pun bergabung di dunia militer sebagai pegawai sipil dengan gelar kapten di bawah Resimen Infanteri RI-18 di Jawa Timur.
Ia aktif terlibat menumpas beberapa gerakan pemberontakan, seperti DI/TII, operasi PRRI-Permesta, hingga Mandala-Trikora. Ong Tjong Bing juga diminta untuk mendirikan rumah sakit militer di Jayapura dan menjadi Kepala Kesehatan Kodam Cendrawasih pertama di sana. Hingga akhirnya pejuang tersebut pensiun pada tahun 1976 dengan menyandang pangkat Letnan Kolonel.
- Tjia Giok Thwam