BACA JUGA:Jenis Usaha Yang Bisa Pinjam KUR dan Tidak Bisa Dibiayai KUR, Ini Alasannya
BACA JUGA:Aktif Berdayakan UMKM, BRI Kembali Selenggarakan Program Inovatif ‘Pengusaha Muda BRILiaN 2023’
Luhak Nan Tigo tersebut terdiri atas Luhak nan Tuo yaitu Kabupaten Tanah Datar, Luhak nan Tangah Kabupaten Agam(Kota Bukittinggi), dan Luhak nan Bungsu yaitu Kabupaten Lima Puluh Kota(Kota Payakumbuh).
Peristiwa mendirikan rumah permanen dan membuat kehidupan baru ini disebut dengan Taruko atau membuka daerah baru.
Cerita inilah yang menjadi cikal bakal petuah adat Minangkabau,"Dari mano titiak palito, dari telong nan barapi, dari mano asal niniak kito, dari puncak Gunuang Marapi.
Kalimat ini mempunyai arti yang menyatakan bahwa nenek moyang orang Minangkabau berasal dari puncak Gunung Marapi.
Hal ini ditandai dengan adanya Nagari Tuo Pariangan sebuah desa di lereng Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Tanah Datar, sebuah desa yang dinobatkan sebagai salah satu desa terindah di dunia.
Nagari Pariangan merupakan cikal bakal terciptanya sistem pemerintahan Nagari yang ada di Sumatera Barat.
Di Nagari Pariangan juga terdapat jalur pendakian alami menuju Gunung Marapi, dijalur ini nanti juga ditemukan tempat seperti Karak Sapipia, Tungku Tigo Yang termasuk ke dalam sejarah Minangkabau.
Di Nagari Pariangan juga terdapat Masjid Tuo, yang merupakan masjid peninggalan masa Sultan Maharaja Diraja, juga ada prasasti batu batulis.
DI Nagari Pariangan juga terdapat kuburan panjang, sebuah kuburan yang setiap diukur, ukurannya selalu berubah-ubah.*
Artikel ini sudah terbit di Ihwal.id dengan judul "Legenda Asal-Usul Gunung Marapi Sumatera Barat, Ternyata Ukurannya Hanya Sebesar Telur Itik"