9 Perang Besar Bangsa Indonesia Melawan Penjajah, Penyebab dan Pemenang Pertempuran

Sabtu 16-09-2023,12:42 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

Akibat peristiwa ini, api besar berkobar dan asap hitam mengepul di udara. Strategi ini digunakan karena kekuatan Tentara Rakyat Indonesia (TRI) tak sebanding dengan kekuatan sekutu dan NICA.

BACA JUGA:Pembunuhan 10.000 Keturunan Cina Hingga Perang Sepanjang, Perlawanan Warga Thionghoa Terhadap Belanda

BACA JUGA:Kisah Perlawanan Ilaga Suku Dani Papua, Dulu Perang Melawan Belanda Kini Indonesia, Ada Apa?

BACA JUGA:Taktik Perang Jenderal Soedirman Pertempuran Ambarawa, Hingga Serangan Fajar Membuat Penjajah Angkat Kaki

Tak tinggal diam, tentara Inggris pun menyerang sehingga terjadi pertempuran sengit di Desa Dayeuhkolot, Bandung. Di sini terdapat gudang amunisi milik tentara sekutu. 

Lalu, dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) ditugaskan untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut. Mereka berdua gugur beserta gudang yang terbakar.

6. Perang Diponegoro

Perang Diponegoro dikenal dengan sebutan lain, yakni Perang Jawa. Ini adalah perang besar yang berlangsung selama lima tahun (1825-1830). 

Sesuai namanya, perang ini dipimpin oleh Pangeran Diponegoro, sementara di pihak musuh dipimpin oleh Jenderal Hendrik Merkus de Kock.

Dengan prinsip "sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati" yang artinya sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati, masyarakat Jawa berperang hingga titik darah penghabisan demi melawan Belanda. 

Imbas dari perang ini, sekitar 200 ribu penduduk Jawa tewas, sementara pihak Belanda kehilangan 8.000 tentara. Pasukan Jawa banyak yang gugur karena dilemahkan oleh penyakit malaria dan disentri.

7. Perang Puputan Margarana 

Pernah ini terjadi di Bali pada 20 November 1946. Lagi-lagi perang itu terjadi setelah satu tahun dinyatakan kemerdekaan Indonesia, meskipun Indonesia sudah dinyatakan merdeka, namun nyatanya masih ada beberapa tempat yang masih ada peperangan. 

Pada pertempuran itu dipimpin langsung oleh I Gusti Ngurah Rai untuk tetap mempertahankan Desa Margarana dari serangkai serangan NICA. 

Masyarakat Bali masih tetap mempertahankan dan terus melawan meskipun harus mati, masyarakat bali tidak akan pernah menyerah. 

Dalam pertempuran ini tercatat sebanyak 96 orang meninggal salah satunya pemimpin pertempuran yaitu I Gusti Ngurah Rai. Sementara di pihak musuh yaitu Belanda kehilangan 400 pasukannya akibat pertempuran itu.

Kategori :