RADARMUKOMUKO.COM - Sejak awal kedatangan bangsa asing yang ingin menjajah, rakyat nusantara beruapa sekuat tenaga belakukan perlawanan hingga perang kemerdekaan setelah proklamasi, menghadapi agresi Belanda dan sekutu.
Sangat banyak perperangan yang terjadi di hampir semua wilayah Indonesia. Walau hanya dengan persenjataan seadanya, pejuang Indonesia tidak pernah menyerah, demi kemerdekaan.
Bahkan ada beberapa perang besar yang harus dilakukan untuk mengusir penjajah dari bumi pertiwi.
Untuk mengenang dan menambah pengetahuan terkait perjuangan bangsa, berikut beberapa perang pesar yang pernah terjadi selama masa penjajahan dilansir dari berbagai sumber:
1. Perang Jawa
Perang Jawa dari tahun 1741 hingga 1743 adalah konflik bersenjata antara gabungan tentara Tionghoa dengan Jawa melawan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang meletus di Jawa tengah dan timur. Perang ini melibatkan kurang lebih 23.000 pasukan Tinghia dan Jawa, sementara dari pihak Belanda 3.400 pasukan lebih kurang.
Perang ini melibatkan tentara Jawa dan Tionghoa yang tidak tahan dengan aksi tentara Belanda karena membunuh puluhan ribu orang etnis Tionghoa dalam waktu dua minggu saja. Kemarahan ini menyebar ke seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur.
2. Serangan 10 November 1945
Serangan 10 November 1945 atau yang juga dikenal sebagai Pertempuran Surabaya adalah pertempuran dramatis yang akan selalu dikenang. Peristiwa ini didahului oleh insiden perobekan bendera merah putih biru di Hotel Yamato pada 18 September 1945 dan disusul dengan bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris.
Puncaknya adalah tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur, pada 30 Oktober 1945.
BACA JUGA:Kisah Suku Asmat Balas Dendam Peristiwa Awyu Oleh Belanda, Naas Putra Wapres AS Terbunuh
BACA JUGA:5 Tragedi Kapal Tenggelam Paling Tragis dan Korban Lebih Banyak Dari Peristiwa Titanic
BACA JUGA:Saat Jepang Habisi Ribuan Rakyat Dalam Peristiwa Mandor Berdarah, Begini Kronoligisnya
Akibat kematian Mallaby, pihak Inggris mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 agar pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan.
Tentu saja, rakyat Surabaya menolak untuk tunduk. Dengan semboyan "merdeka atau mati", rakyat Surabaya terus melawan. Pertempuran berdarah ini menyebabkan 6.000-16.000 pejuang gugur dan 200.000 rakyat sipil mengungsi.