Namun, mereka tidak sadar bahwa air laut sangat dingin dan bisa membunuh mereka.
"Orang-orang itu tidak tahu apa yang mereka lakukan. Mereka hanya melompat ke dalam kematian," tulis Lightoller.
Selain hipotermia, trauma juga menjadi penyebab kematian bagi beberapa korban Titanic.
Trauma bisa disebabkan oleh benturan benda-benda keras saat kapal tenggelam, seperti tiang, cerobong asap, atau bahkan bagian kapal itu sendiri.
Beberapa orang juga terluka parah akibat terjepit atau terpotong oleh kabel-kabel atau puing-puing kapal.
BACA JUGA:Sejarah Jam Gadang Bukttinggi, Pengibaran Bendera Pertama Hingga Terbunuhnya 187 Orang
Salah satu contoh korban yang meninggal karena trauma adalah Thomas Andrews, seorang arsitek yang merancang kapal Titanic.
Menurut IDN Times, ia menolak naik ke sekoci dan memilih untuk tetap berada di dalam kapal untuk membantu penumpang lain.
Ia terakhir kali terlihat berdiri di dekat perapian di ruang makan kelas satu dengan tatapan kosong.
Ketika air laut mulai membanjiri ruangan itu, ia diduga tertabrak oleh lemari besi yang jatuh dan tewas seketika.
BACA JUGA:Hampir Tidak Pernah Sepi, Inilah 5 Kecamatan Paling Ramai di Kota Bengkulu
Selain itu, ada juga beberapa korban yang meninggal karena bunuh diri.
Mereka mungkin merasa putus asa karena tidak bisa selamat atau tidak mau hidup tanpa orang-orang yang mereka cintai.
Beberapa cara bunuh diri yang dilakukan oleh korban Titanic adalah menembak diri sendiri, melompat dari dek kapal, atau membiarkan diri tenggelam bersama kapal.
BACA JUGA:Resep dan Cara Membuat Tahu Bulat yang Lezat dan Gurih
Salah satu contoh korban yang bunuh diri adalah William Murdoch, seorang perwira pertama di kapal Titanic.