Gubuk Cinta Mencari Pasangan Ideal Gadis Suku Kreung Sudah Berangsur Ditinggalkan

Senin 14-08-2023,00:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

Karena wilayah kekuasaan 'pondok cinta' milik sang gadis, mereka diizinkan mengundang siapa pun untuk datang ke gubuk yang mereka tinggali.

BACA JUGA:Lari ke Hutan Tidak Mau Dijajah Belanda, Suku Polahi Menjadi Terasing Hingga Terapkan Kawin Sedarah 

Bahkan, para perempuan itu boleh memiliki lebih dari satu kekasih saja, selama masa periode seleksi mencari pasangan hidup.

Sebagai tamu, para pria tidak diperbolehkan agresif. Sebab, para pria Kreung telah diajarkan untuk memperlakukan para wanita dengan sopan dan terhormat. Jika mereka melanggar aturan ini, maka akan ada sanksi adat yang harus diterima.

Bagi Suku Kreung, kata 'perawan' atau 'pelacur' bukan menjadi hal yang dianggap penting. 

Karena dalam masyarakat Kreung, keperawanan perempuan bukan suatu hal yang penting. Yang terpenting adalah menemukan orang tepat untuk dijadikan teman hidup hingga membentuk keluarga.

BACA JUGA:Tradisi Marime Suku Gipsi Menculik Anak Gadis, 5 Hari Disandera Boleh Dinikahi Oleh Penculik

Meski cara tradisional ini dianggap bertentangan dengan adat timur yang dilakukan masyarakat Indonesia, ada hal positif dari cara ini. 

Tradisi ini perlahan menghilang karena minoritas menjadi terekspos pada modernisasi dan budaya khmer, di mana pranikah tidak baik.  

Dilansir dari berbagai sumber, sejak beberapa tahun lalu, cara keluarga Kreung membangun rumah mereka juga berubah seiring dengan maskyarakat menjadi lebih kaya. 

Secara tradisional, rumah mereka terbuat dari bambu kecil dan tidak tahan lama pada saat musin hujan tiba. 

Namun sekarang beberapa desa membangun rumah mereka dari kayu atau batu bata yang tahan lebih lama dari bambu. Sehingga mereka lebih suka menempatkan semua kamar tidur di dalam satu rumah untuk anak perempuan mereka.*

Kategori :