Everest Gunung Tertinggi di Dunia Berasal dari Laut dan Bertambah Tinggi, Jelasnya Baca Disini

Rabu 26-07-2023,14:30 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Ahmad Kartubi

Perlambatan ini menandakan dimulainya benturan antara lempeng benua Eurasia dan India, penutupan Samudra Tethys yang dulu ada, dan awal dari pengangkatan Himalaya dan Dataran Tinggi Tibet.

BACA JUGA:Tiga Suku Yang Punah Karena Sengaja Dibunuh Demi Kekuasaan dan Tanah

Lempeng Eurasia sebagian melipat dan membengkok di atas lempeng India, tetapi karena memiliki kerapatan yang rendah/daya apung yang tinggi, kedua lempeng itu tidak terbenam atau tertekan ke bawah. Hal ini menyebabkan kerak benua menjadi lebih tebal karena lipatan dan retakan oleh gaya tekan yang mendorong Himalaya dan Dataran Tinggi Tibet. Kerak benua di sini memiliki ketebalan dua kali lipat dari rata-rata, yaitu sekitar 75 kilometer.

Ketebalan kerak benua ini menghentikan aktivitas vulkanik di daerah tersebut karena magma yang bergerak ke atas akan membeku sebelum sampai ke permukaan.

Jejak Fosil Lautan di Gunung Everest

Salah satu jejak bahwa Gunung Everest dulunya adalah lautan adalah adanya fosil-fosil lautan yang ditemukan di sana. 

Fosil-fosil ini meliputi kerang-kerangan, koral, dan amonit (hewan laut kuno yang mirip siput).

Fosil-fosil ini menunjukkan bahwa daerah tersebut pernah terendam oleh air laut pada masa lalu. Fosil-fosil ini juga membantu para ilmuwan untuk mempelajari kondisi lingkungan dan iklim pada zaman dulu.

BACA JUGA:Sah Jadi Bank Terbaik! Bank Mandiri Sabet Gelar Best Bank in Indonesia di 2023 versi Euromoney

Salah satu fosil laut yang paling terkenal di Gunung Everest adalah fosil amonit yang ditemukan oleh Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay pada tahun 1953 saat mereka menjadi orang pertama yang mencapai puncak gunung tersebut. 

Fosil amonit ini dinamakan **Everestella** sebagai penghargaan kepada gunung tersebut.

Gunung Everest Terus Bertambah Tinggi

Meskipun sudah memiliki ketinggian yang sangat tinggi, Gunung Everest masih terus bertambah tinggi setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh gerakan lempeng tektonik yang masih berlangsung hingga saat ini.

Menurut penelitian, Gunung Everest naik sekitar 4 milimeter per tahun karena Lempeng India terus bergerak ke arah utara mendekati Asia. 

Hal ini menjelaskan mengapa gempa bumi dangkal masih sering terjadi di wilayah tersebut hingga saat ini.

BACA JUGA:Harus Tahu, Ini Perbedaan Suku Baduy Luar dan Suku Baduy Dalam

Kategori :