Ini Alasan Wajib Menyantuni Anak Yatim dalam Ajaran Islam

Rabu 24-05-2023,01:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

5. Mendapat Gelar Abror (Orang yang Taat kepada Allah)

Diberikan gelar oleh sesama manusia menjadi salah satu kehormatan bagi kita. Tapi bagaimana jika kita mendapat gelar dari Allah SWT?

BACA JUGA:Perjuangkan Anggaran, Sosok Perempuan Tangguh dari Mukomuko Ini Jajaki 3 Kementerian

Tentu keistimewaannya sangat luar biasa dan menjadi salah satu pencapaian dalam hidup, berikut hadist yang membahas tentang hal tersebut:

“Orang yang memelihara anak yatim di kalangan umat muslim, memberikannya makan dan minum, pasti Allah akan masukkan ke dalam surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni.” (HR Tirmidzi dari Ibnu Abbas).

6. Sebagai Amal untuk Bekal di Akhirat

Pasti semua orang sudah tidak asing dengan kalimat pepatah “apa yang kita tanam akan kita tuai” yang dapat digambarkan.

Tentang apa yang kita perbuat selama di dunia akan diganjar di akhirat nanti, baik perbuatan baik maupun buruk akan mendapatkan balasan yang setimpal.

Menyantuni anak yatim dapat diibaratkan sebagai investasi amal untuk bekal di akhirat, sebagaimana yang telah tertuang dalam hadits Rasulullah SAW berikut ini:

“Jika manusia mati atau terputus amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat serta anak saleh yang selalu mendoakannya,” (HR Muslim Abu Hurairah).

Menyantuni anak yatim termasuk sedekah jariah yang akan membantu kita terhindar dari panasnya api neraka. Dengan memberikan santunan secara rutin kepada anak-anak yatim kita akan selamat di akhirat nanti.

7. Terhindar dari Golongan Pendusta Agama

Orang-orang yang menghardik anak yatim (berkata kasar, memaki, memukul, dan tindakan sejenisnya) akan termasuk dalam golongan pendusta agama. Seperti yang telah tertulis di dalam surat Al Mau’un ayat 1 hingga 3 yang di bawah ini:

“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama, itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tiadk menganjurkan memberi makan kepada anak miskin.” (QS Al Ma’un, ayat 1-3).

8. Dilembutkan Hatinya

Tidak semua orang memiliki hati yang lemah lembut, ada juga sebagian yang sangat keras hatinya. Sehingga mereka sulit menerima nasehat dan menerima kebaikan dari orang lain. 

Kategori :