Asam Lambung Sering Naik di Pagi Hari? Ternyata Ini Penyebabnya

Asam Lambung Sering Naik di Pagi Hari? Ternyata Ini Penyebabnya--
RMONLINE.ID - Refluks asam atau yang dikenal dengan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) merupakan kondisi yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan.
Kondisi ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Memahami faktor-faktor yang memicu terjadinya refluks asam sangat penting untuk mencegah dan mengelola kondisi ini dengan lebih baik.
Pola Makan yang Tidak Sehat
Mengonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebihan merupakan salah satu pemicu utama refluks asam. Ketika lambung terlalu penuh, tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah meningkat, memungkinkan asam lambung mengalir balik ke kerongkongan. Hal ini sering terjadi saat seseorang makan terlalu banyak dalam sekali waktu atau mengonsumsi porsi yang lebih besar dari biasanya.
BACA JUGA:Nyawa Bisa Jadi Taruhannya! Bongkar 5 Kode Rahasia Gerakan Tubuh yang Bisa Kamu Gunakan Saat Darurat
BACA JUGA:Waspada 5 Gerakan Mencurigakan Orang Tak Dikenal yang Wajib Anda Ketahui dan Cara Mencegahnya
Kebiasaan ngemil sebelum tidur juga dapat meningkatkan risiko refluks asam. Ketika seseorang tidur dengan perut yang masih mencerna makanan, posisi berbaring membuat asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan. Idealnya, makan malam terakhir sebaiknya dilakukan setidaknya 2-3 jam sebelum waktu tidur.
Posisi Tubuh dan Aktivitas
Berbaring segera setelah makan merupakan kebiasaan yang sering memicu refluks asam. Dalam posisi berbaring, gravitasi tidak lagi membantu menjaga asam lambung tetap di tempatnya, memudahkan terjadinya refluks. Penting untuk tetap dalam posisi tegak setidaknya 30 menit hingga satu jam setelah makan.
Kondisi Kesehatan
Kehamilan merupakan salah satu kondisi yang dapat meningkatkan risiko refluks asam. Perubahan hormonal selama kehamilan dapat mempengaruhi fungsi sfingter esofagus, sementara pembesaran rahim memberikan tekanan tambahan pada lambung. Banyak wanita hamil mengalami refluks asam terutama pada trimester kedua dan ketiga kehamilan.
Obesitas atau kelebihan berat badan juga berkontribusi signifikan terhadap terjadinya refluks asam. Lemak berlebih di area perut memberikan tekanan tambahan pada lambung, meningkatkan kemungkinan asam lambung naik ke kerongkongan. Penurunan berat badan sering kali membantu mengurangi gejala refluks pada individu dengan obesitas.
BACA JUGA:Disini Bedanya Begadang dan Kurang Tidur, Pelajari Jangan Sampai Merusak Hidup Anda!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: