Sawah di Irigasi Bendung Manjuto Tergerus Alihfungsi, Tersisa Sekitar 2.368 Hektare
Sawah di Irigasi Bendung Manjuto Tergerus Alihfungsi, Tersisa Sekitar 2.368 Hektare--
Menurut Dodi Hardiyansah, simpul utama terjadinya alihfungsi lahan pertanian padi sawah di areal daerah irigasi Bendung Manjuto adalah faktor ekonomi.
Faktor ekonomi yang dimaksudkan, katanya, masyarakat petani menanggung beban biaya sarana prasarana penunjang produksi padi sawah yang sangat tinggi.
‘’Biaya sarana prasarana produksi pertanian sangat mahal. Misalnya, petani keberatan dengan biaya pupuk, pestisida dan herbisida,’’ kata Dodi.
Faktor lain yang menyebabkan petani di daerah ini melakukan alihfunsi lahan juga disebabkan sulitnya pemasaran hasil produksi. Kemudian, harga jual gabah petani di daerah ini cendrung rendah.
Sisi lain, akibat tingginya biaya pengolahan dan harga gabah relatif rendah, pendapatan petani di daerah ini belum memupuk kesejahteraan.
‘’Keuntungan usaha petani padi sangat kecil, kemudian ketersediaan tenaga kerja sangat sedikit. Jadi sulit mencari jalan kesejahteraan bagi petani. Akan tetapi, paling berpengaruh hingga terjadinya alihfungsi ini karena tingginya biaya sarana prasarana produksi,’’ ujarnya.
Terkait persoalan yang dihadapkan petani padi sawah ini perlu menjadi perhatian bersama, terutama pemerintah. Ia berharap, kedepan pemerintah dapat menekan biaya sarana prasarana produksi pertanian melalui program kerja dan anggaran. Sehingga petani di daerah lebih sejahtera, dan mereka tidak lagi bertekad untuk melakukan alihfungsi lahan pertanian.
‘’Persoalan yang dihadapi petani ini perlu menjadi perhatian bersama. Sehingga kedepan tiada lagi petani berniat untuk melakukan alihfungsi lahan sawah mereka,’’ demikian Dodi Hardiyansah.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: