Apa yang Terjadi pada Otak Jika Bekerja Terlalu Berlebihan?

Apa yang Terjadi pada Otak Jika Bekerja Terlalu Berlebihan?

Apa yang Terjadi pada Otak Jika Bekerja Terlalu Berlebihan?--Sumber Foto : honestdocs.id

RMONLINE.ID - Banyak orang mungkin merasa bangga saat mampu bekerja ekstra demi mencapai target tertentu. Namun, tahukah kamu bahwa kebiasaan bekerja berlebihan atau overwork bisa memberikan dampak buruk pada otak?

Ketika jam kerja berlebihan menjadi rutinitas, otak kita sebenarnya menanggung beban yang jauh lebih besar dari yang seharusnya. Hal ini bukan hanya menurunkan kualitas kerja, tetapi juga membahayakan kesehatan mental dan fisik.

1. Peningkatan Stres dan Produksi Kortisol

Saat tubuh mengalami stres yang terus-menerus akibat beban kerja yang berlebihan, hormon kortisol akan meningkat. Kortisol adalah hormon yang membantu tubuh bereaksi terhadap stres, tetapi jika kadarnya terlalu tinggi dalam jangka waktu lama, efeknya malah merusak. 

Kadar kortisol yang berlebihan dapat merusak korteks prefrontal, bagian otak yang mengontrol ingatan dan konsentrasi. Akibatnya, seseorang jadi lebih mudah lupa, kesulitan fokus, bahkan mengalami kebingungan atau sering disebut "brain fog".

BACA JUGA:Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Mengonsumsi Tempe Mentah

BACA JUGA:5 Aktor Korea yang Terbebas dari Wajib Militer

2. Risiko Burnout dan Kebingungan Mental

Burnout adalah kondisi fisik dan emosional yang timbul karena stres kerja yang berlarut-larut. Salah satu gejala utama dari burnout adalah brain fog, yakni perasaan kabur atau bingung. 

Kondisi ini disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otak, sehingga transmisi sinyal saraf terganggu. Efek ini tidak hanya mempengaruhi kualitas kerja, tetapi juga kehidupan pribadi karena menurunkan kemampuan dalam membuat keputusan dan mengelola emosi.

3. Perubahan Struktur Otak

Bekerja berlebihan dalam waktu lama juga bisa mengubah struktur otak. Stres kronis dapat memperbesar amigdala, yaitu bagian otak yang mengatur respons emosional. Perubahan ini membuat seseorang lebih mudah cemas dan lebih sulit mengendalikan emosi. 

Amigdala yang membesar ini juga mengurangi kemampuan otak dalam merespons situasi stres, sehingga memperburuk kondisi mental seseorang. Lama-kelamaan, ini dapat berujung pada gangguan mental yang lebih serius seperti depresi dan gangguan kecemasan.

BACA JUGA:Mencegah Pemborosan! Inilah 3 Rekomendasi Tips untuk Mencegah Perilaku Impulsif Buying

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: