Dianggap Menjadi Tren Buruk, Ternyata FOMO Juga Ada Sisi Positifnya, Apa Saja?

Dianggap Menjadi Tren Buruk, Ternyata FOMO Juga Ada Sisi Positifnya, Apa Saja?

Dianggap Menjadi Tren Buruk, Ternyata FOMO Juga Ada Sisi Positifnya, Apa Saja?--Sumber Foto : Sanook.com

Dengan lebih banyak informasi yang diakses melalui media sosial, individu cenderung menjadi lebih open-minded dan fleksibel dalam menghadapi perubahan. Ini menciptakan jaringan sosial yang lebih kuat, di mana partisipasi dalam kegiatan sosial semakin meningkat.

2. Solidaritas dan Keterlibatan Sosial

Sisi positif lainnya adalah FOMO bisa menumbuhkan rasa solidaritas sosial. Orang yang tidak ingin ketinggalan dalam proyek sosial atau acara amal, misalnya, akan lebih terdorong untuk terlibat dalam kegiatan yang bertujuan baik. 

Misalnya, saat ada kampanye amal atau aksi kemanusiaan yang menjadi viral di media sosial, banyak individu ikut berpartisipasi demi tidak merasa tertinggal dari tren tersebut. Ini memberikan dampak positif pada komunitas, menciptakan gelombang kontribusi yang besar bagi masyarakat.

Bahkan, FOMO bisa menjadi alat untuk meningkatkan kesadaran sosial. Ketika seseorang merasa terdorong untuk berkontribusi dalam proyek kemanusiaan atau acara penting lainnya, ini menciptakan solidaritas kolektif yang dapat memperkuat hubungan antarindividu dalam komunitas.

BACA JUGA:Berbagai Manfaat Daun Paku Tanduk Rusa Bagi Kesehatan yang Jarang Orang Tahu

BACA JUGA:Tanaman yang Jarang Diketahui Satu Ini Punya Banyak Manfaat Lhoo! Inilah Manfaat Biji Buah Kebiul

Walau memiliki sisi positif, FOMO tidak sepenuhnya bebas dari dampak negatif. Abdus Salam memperingatkan bahwa ketergantungan berlebihan pada media sosial dan teknologi dapat mengurangi kualitas interaksi sosial yang nyata. 

Masyarakat yang terlalu sibuk dengan tren online sering kali mengabaikan hubungan sosial di dunia nyata, yang dapat menyebabkan keterasingan dan kesenjangan sosial.

Dalam konteks ini, penting bagi setiap individu untuk menjaga keseimbangan. FOMO memang tidak bisa dihindari, terutama di era digital ini, namun harus ada kesadaran untuk tetap berkontribusi pada interaksi sosial yang sehat dan nyata di lingkungan sekitar. Mengikuti tren tidak berarti harus melupakan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: