Sebelum Mengambil Jenjang S2, Ketahui Ini Perbedaan Gelar Master dan Magister

RMONLINE.ID - Memilih untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 adalah keputusan besar yang dapat mempengaruhi karir dan masa depan kamu. 

Namun, sebelum memutuskan, penting untuk memahami perbedaan antara gelar "Master" dan "Magister," terutama dalam konteks pendidikan di Indonesia dan luar negeri.

Secara umum, gelar "Master" lebih sering digunakan di luar negeri, terutama di negara-negara berbahasa Inggris seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia.

Di negara-negara ini, "Master" adalah istilah umum untuk merujuk pada gelar S2 dalam berbagai bidang studi, seperti Master of Arts (MA), Master of Science (MSc), dan Master of Business Administration (MBA).

BACA JUGA:Polres Mukomuko Laksanakan Giat Pemantapan Kerja Personel Hadapi Pilkada Serentak 2024

BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Persiapan Penyaluran Bantuan Pangan Beras untuk 13.671 Warga Kurang Mampu

Di Indonesia, gelar S2 lebih dikenal dengan istilah "Magister." Ini adalah sebutan yang secara resmi digunakan oleh perguruan tinggi di dalam negeri untuk berbagai program studi pascasarjana. 

Misalnya, Magister Manajemen (MM), Magister Teknik (MT), dan Magister Hukum (MH) 

Meskipun kedua gelar ini setara dalam hal tingkat pendidikan, struktur kurikulum dan fokus studi bisa berbeda. Program Master di luar negeri sering kali lebih menekankan pada penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. 

Ini berarti mahasiswa lebih banyak terlibat dalam proyek penelitian, penulisan tesis, dan kegiatan akademik lainnya yang bertujuan untuk menghasilkan kontribusi ilmiah baru.

Sebaliknya, program Magister di Indonesia cenderung lebih aplikatif dan praktis. Kurikulumnya sering kali dirancang untuk mempersiapkan mahasiswa agar siap menghadapi tantangan di dunia kerja, dengan fokus pada penerapan teori dalam situasi nyata.

BACA JUGA:HUT ke- 79 RI, Bupati Mukomuko: Terus Bangun Kebersamaan Membangun Daerah

BACA JUGA:SK 25 Anggota DPRD Mukomuko Sudah Keluar, Selasa 20 Agustus Pelantikan 

Penulisan tesis tetap menjadi bagian penting, tetapi dengan penekanan yang lebih besar pada bagaimana ilmu tersebut bisa diaplikasikan dalam konteks profesional.

Sumber: