Kisah Bambu Runcing Dalam Merebut Kemerdekaan Hingga Menjadi Simbol Perjuangan
Kisah Bambu Runcing Dalam Merebut Kemerdekaan Hingga Menjadi Simbol Perjuangan-Istimewa-Berbagai Sumber
Beberapa laskar rakyat yang juga menggunakan bambu runcing sebagai senjata adalah Laskar Hizbullah dan Sabilillah, serta Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Senjata bambu runcing cukup membuat penjajah merasa takut. Bahkan bagi Belanda, bambu runcing dianggap sebagai pembunuh dalam keheningan.
Ketika bambu runcing dilemparkan, senjata ini tidak akan mengeluarkan suara apa-apa, sehingga tidak mudah diketahui keberadaannya oleh musuh.
Para penjajah juga mengakui bahwa mereka lebih baik mati karena ditembak, dibandingkan dengan senjata bambu runcing. Bagi mereka, luka peluru masih dapat diobati, sedangkan bambu runcing tidak.
Senjata ini akan membunuh musuh secara perlahan akibat infeksi.
Selanjutnya ada Barisan bambu runcing merupakan salah satu laskar perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Laskar ini bermula dari gerakan lokal Barisan Muslimin Temanggung (BMT).
Dalam laskar ini, peran kyai yang paling dominan dalam memberikan kekuatan kepada para pejuang. Pada Oktober 1945, Kyai R Sumomihardho, menyuruh H Abdurrahman bin Subchi memanggil para pemuda Desa Parakan Kauman agar mencari bambu wulung untuk dibuat bambu runcing.
Setelah dapat, bambu tersebut segera dibawa ke rumah KR Sumomihardho untuk didoakan agar dapat dijadikan senjata. Kemudian, beberapa hari setelah BMT dibentuk, para pejuang Banyumas datang untuk mendoakan bambu runcing mereka guna melakukan penyerbuan ke Ambarawa.
Semenjak saat itu, kabar mengenai bambu runcing ini menyebar hingga ke seluruh daerah. Sampai akhirnya, senjata bambu runcing pertama kali digunakan saat pertempuran 10 November 1945 sedang berlangsung.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: