Sosok 6 Wanita Tangguh di Medan Perang Saat Melawan Penjajah Bangsa

Sosok 6 Wanita Tangguh di Medan Perang Saat Melawan Penjajah Bangsa

Andi Depu Maraddia Balanipa salahsatu pejuang wanita Indonesia yang berperan penting dalam upaya melawan penjajah-Ilustrasi-Berbagai Sumber

BACA JUGA:Djulaeha Karmita, Pejuang Perempuan Cimahi di Medan Perang Yang Tak Banyak Dikenal

Ia punya kemampuan bela diri, dalam ilmu pencak dan kanuragan. Juga dikisahkan dalam legenda turun-temurun oleh orang Betawi Tangerang, gelegar teriakan yang keluar dari mulut Nyi Mas Melati membahana bisa membuat pasukan Belanda langsung ciut nyalinya. Dikatakan burung-burung yang mendengar teriakannya beterbangan karena gaungannya. Maka julukan "Singa Betina" sering disematkan untuk menggambarkan kehebatannya.

Andi Depu Maraddia Balanipa

Andi Depu Maraddia Balanipa, Puang Depu Maraddia Balanipa atau Ibu Agung adalah pejuang wanita yang berhasil mempertahankan Tinambung, Polewali Mandar, Sulawesi Barat dari penaklukan Belanda.

Pada tahun 1942, ia mengibarkan bendera Merah Putih di awal kedatangan pasukan Jepang di Mandar. 

Pada kejadian,15 Januari 1946, suasana mencekam. Puluhan tentara Belanda berseragam NICA dengan senjata lengkap tiba-tiba datang tanpa diundang. Mereka mengepung Istana Balanipa yang memang menjadi markas para pejuang republik di Mandar, Sulawesi Barat.  

Tiba-tiba terdengar suara dari dalam istana, “Hei kau, anjing Belanda! Kalau kalian berani, tebaslah tiang bendera ini bersama dengan tubuh saya. Langkahi mayat saya sebelum kalian menurunkan Sang Saka ini!” hardik perempuan yang tidak lain adalah si empunya istana alias Ratu Balanipa.

Beberapa serdadu NICA di barisan terdepan bergerak maju, bermaksud menurunkan Sang Merah-Putih yang dikibarkan di halaman istana, langsung terkejut saat mendengar teriakannya yang menggema dan garang. Mereka, para tentara Belanda yang akan mendekat memilih ambil langkah surut atau mundur secara teratur. 

Maka Andi Depu Maraddia Balanipa juga sering diberi sebutan "Singa Betina" dari Sulawesi, karena keberanian dan suaranya yang menakutkan bagi musuh.

Berkat keberaniannya tersebut, ia mendapatkan anugerah Bintang Mahaputra Tingkat IV dari Presiden Soekarno. 

Siti Manggopoh

Siti Manggopoh berasal dari ari Manggopoh, Lubuk Basung, Agam, Sumatera Barat. Ia lahir 1 Mei 1880 dan meninggal 22 Agustus 1965. 

Siti Manggopoh dijuluki "Singa Betina" karena keganasannya dalam melawan penjajah Belanda. Bahkan perempuan tangguh dari minangkabau ini ini diceritakan pernah menghabisi 53 orang pasukan Belanda, setelah dirinya berhasil melakukan penyusupan ke Benteng Belanda.

Dalam sejarahnya Siti Manggopoh melakukan perlawanan terhadap kebijakan ekonomi Belanda melalui pajak uang (belasting) yang mencekik masyarakat. Hingga ia angkat senjata di medan perang, lewat siasat jitunya. 

Ia ditangkap dan dipenjara 14 bulan di Lubuk Basung, Agam, 16 bulan di Pariaman, dan 12 bulan di Padang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: