Menginspirasi! Inilah Kisah Kakek Tua yang Membaca Lebih Dari 4000 Buku demi Membalas Masa Lalunya

Menginspirasi! Inilah Kisah Kakek Tua yang Membaca Lebih Dari 4000 Buku demi Membalas Masa Lalunya

Menginspirasi! Inilah Kisah Kakek Tua yang Membaca Lebih Dari 4000 Buku demi Membalas Masa Lalunya-Ilustrasi-Berbagai Sumber

RADARMUKOMUKO.COM – Beredar di internet sebuah gambar yang menunjukkan seorang pria tua yag duduk di pintu masuk toko buku sambil membaca buku.

Gambar tersebut bukanlah gambar biasa dan bukan kebutuhan seni, melainkan sebuah gambar asli dari pria bernama Mohamed Aziza yang merupakan seorang penjual buku di Kota Tua Rabat, Maroko.

Aziz mtelah menghabiskan enam jingga delapan jam sehari untuk menaga buku dan dia telah membaca lebih dari 4000 buku dalam berbagai bahasa.

Dibalik kecintaannya pada buku tersebut, ternyata terdapat alsan dibalik hal ini. Alasan yang memperbelakangi dia membaca banyak buku karena alasan pendidikan.

Dia pernah gagal dalam menyelesaikan pendidikan di masa lalu, lantaran mahalnya buku-buku pelajaran saat itu.

Karena itu, Aziz bertekad untuk membekas dendamnya tersebut dengan membuka sebuah toko buku di Rabat.

BACA JUGA:Warga Kecamatan Pondok Suguh Bentuk Organisasi Lindungi Aliran Sungai Air Berau dari Pencemaran

BACA JUGA:Surat Edaran Bupati Mukomuko, 4 OPD Ini Tetap Siaga Selama Cuti Bersama Idul Fitri 1445 Hijriah

Melansir dari Beautynesia, Mohamed Aziz telah menjadi yatim piatu pada usia enam tahun. Karena itu, ia berusaha mencari nafkah dengan memancing demi mewujudkan mimpinya untuk lulus SMA. 

Namun pada usia 15 tahun, Aziz menyadari kenyataan bahwa ia tidak akan mampu menyelesaikan pendidikannya lantaran buku pelajaran yang terlalu mahal. 

Marah dan tanpa ijazah, karir Aziz selama lebih dari setengah abad sebagai penjual buku pun dimulai. 

"Inilah cara saya membalas dendam pada masa kecil saya, situasi saya, kemiskinan saya," kata Aziz.

pada tahun 1963 Aziz memutuskan untuk mulai menjual buku. Toko pertamanya didirikan di bawah pohon, terdiri dari permadani dan hanya sembilan buku. 

Empat tahun kemudian, dia berhasil membuka toko fisik di jantung kota Rabat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: