7 Tradisi Perkawinan Ini Unik dan Menarik, Tapi Terasa Berat Kalau Bukan Karena Cinta
7 Tradisi Perkawinan Ini Unik dan Menarik, Tapi Terasa Berat Kalau Bukan Karena Cinta --
RADARMUKOMUKO.COM - Tradisi perkawinan atau pernikahan setiap daerah berbeda-beda sesuai dengan adat budayanya yang sudah diwariskan turun temurun.
Namun ada beberapa tradisi yang unik, menarik tapi sepintas terlihat memberatkan dan sedikit aneh. Namun karena cinta dan memahami tujuan dan makna dari tradisi ini, akhirnya terasa ringan.
Bagi sebagian orang tradisi ini kadang agak tabu, karena mempelari pria atau wanita harus menyiapkan sejumlah uang yang akan diberikan pada keluarga mempelai. Atau harus melakukan sesuatu yang cukup menggelitik.
Seperti di Sumatera barat ada adat yang oleh orang tidak mengetahui secara jelas disebutkan dengan tradisi membeli mempelai. Di beberapa daerah lain juga ada tradisi yang super unik, termasuk mencuri kawin colong, jual beli dan sebagainya.
Berikut 7 Tradisi Perkawinan yang unik di Indonesia yang masih ada hingga sekarang:
Uang Panai di Bugis
Uang panai, atau yang biasa disebut juga panaik, adalah salah satu dari sekian banyak tradisi suku Bugis Makassar ketika hendak melangsungkan proses pernikahan. Uang panai sendiri diartikan sebagai pemberian harta benda oleh calon pengantin pria kepada calon pengantin wanita.
Tradisi Siraman dari Adat Jawa
Prosesi Siraman itu sendiri seperti memandikan calon pengantin dan biasanya dilakukan di hari sebelum pernikahan dan dilakukan calon pengantin pria dan wanita di rumah mereka masing-masing.
Siraman sendiri memiliki arti “memandikan”. Memandikan calon pengantin sebelum hari pernikahannya dipercaya sebagai simbol membersihkan diri agar bersih dan suci secara lahir dan batin sebelum menjalani hidup rumah tangga.
Kawin Colong Suku Osing
Kawin Colong atau Kawin Lari adalah sebuah tindakan yang dilakukan sepasang kekasih dengan alasan – alasan tertentu. Prosesi pelaksanaan Kawin Colong adalah; sang pria akan diam-diam menculik si wanita, lalu membawa ke rumahnya dan tinggal di sana. Dalam waktu kurang dari 24 jam, sang pria harus mengirimkan seorang Colok (Orang penengah) untuk bertemu dengan kedua orang tua perempuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: