Umumnya Kayu Pucung Kalak Bahan Tongkat Soekarno, Asli Nampaknya Begini Berwibawa dan Mengemparkan

Umumnya Kayu Pucung Kalak Bahan Tongkat Soekarno, Asli Nampaknya Begini Berwibawa dan Mengemparkan

Umumnya Kayu Pucung Kalak Bahan Tongkat Soekarno, Asli Nampaknya Begini Berwibawa dan Mengemparkan --

Ketiga tongkat tersebut digunakan oleh Bung Karno sesuai peruntukanya, seperti: 

1. Satu tongkat yang ia bawa saat  berkunjung keluar negeri. 

2. Satu tongkat untuk berhadapan dengan para Jenderalnya

3. Satu tongkat lagi yang selalu ia bawa saat berpidato.

Namun, jika harus pergi dalam keadaan mendadak dan terburu-buru, yang sering ia bawa adalah tongkat yang dibawa saat berpidato.

Selanjutnya Roso menjelaskan kayu yang dibuat untuk tongkat  bukan kayu sembarangan melainkan kayu pilihan yaitu kayu Pucang Kalak. 

Pucang adalah jenis nama  kayu, sedangkan Kalak adalah nama tempat di selatan Ponorogo, atau utara Pacitan. 

BACA JUGA:Tokoh Pahlawan Indonesia Yang Dipenjara Belanda, Dari Pangeran Diponegoro, Soekarno Hingga Bung Hatta

BACA JUGA:Pertempuran Melawan Sekutu dan Belanda Yang Belum Ikhlas Indonesia Merdeka Pada 17 Agustus 1945

Dilokasi pegunungan Kalak terdapat tempat persemayaman keramat. Di atas persemayaman itulah tumbuh pohon Pucang.

Dari begitu banyak jenis kayu Pucang hanya pucang dari Kalak  yang memilki ciri khas tersendiri. Masyarakat kalak punya cara tersendiri untuk mengetes kayu Pucang yang baerasal dar Kalak yaitu pegang tongkat tadi di atas permukaan air.

"Jika bayangan di dalam air menyerupai seekor ular yang sedang berenang, maka berarti kayu pucang kalak itu asli. Tetapi jika yang tampak dalam bayangan air adalah bentuk kayu, itu artinya bukan pucang kalak asli tapi Pucang biasa," ungkapnya.

Adapun kisah dan sejarah tongkat Bung Karno terbuat dari Kayu Pucang Kalak  di mulai dari sini

Suatu malam Bung Karno didatangi orang dengan membawa sebalok kayu pohon Pucang Kalak yang ia potong dengan tangannya, balok itu diserahkan kepada Bung Karno.

"Untuk menghadapi para Jenderal..!! " kata orang itu. Lalu Bung Karno menyuruh salah seorang seniman Yogyakarta untuk membuat kayu itu menjadi Tongkat Komando.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: