Keris Kiyai Sekar Sejagad Soekarno Warangkanya Dulu Perak Disepuh Emas, Orde Baru Takmau Berbau Bung

Keris Kiyai Sekar Sejagad Soekarno Warangkanya Dulu Perak Disepuh Emas, Orde Baru Takmau Berbau Bung

Keris Kiyai Sekar Sejagad Soekarno Warangkanya Dulu Perak Disepuh Emas, Orde Baru Takmau Berbau Bung--

RADARMUKOMUKO.COM - Keberadaan Keris Kiayi Sekar Sejagad di Perpustakaan Nasional Bung Karno (Perpusnas BK) di wilayah Belitar menyimpan sejarah,  sehingga keberadaan pusaka Presiden Pertama Indonesia di Perpusnas BK   banyak dikunjungi masyarakat. 

Keris yang berwarna kuning keemasan sekarang ini terpanjang dalam kotak kaca persegi panjang setinggi 2 meter. Sedangkan bagian atas kotak kini ditutup dengan kayu segi empat yang tebal.

Namun, Kris Kiyai Sejagad yang saat ini berad di perpustakaan Nasional Bung Karno disinyalir sebagai kris kembaran. 

lantaran Bapak Hoezein Hardjowijoto salah satu kolektor benda seni Bung Karno, tidak berani menyebut bahwa pusaka yang disumbangkan ke Perpustakaan (Perpusnas BK) ini yang dipegang oleh Bung Karno.

BACA JUGA:Pasukan Copet dan PSK Yang Hancurkan Jembatan dan Turunkan Bendera Belanda, Bikin Soekarno dan Moestopo Ketawa

BACA JUGA:Misteri Kacamata Hitam Tembus Pandang Milik Presiden Ir. Soekarno, Mitos atau Fakta

Dikutip dari beberapa sumber,menurut cerita dari Bapak Hoezein Hardjowijoto, keris ini dipesan setelah peristiwa sumpah pemuda dan karena keyakinan Bung Karno bahwa Indonesia pasti akan merdeka.

Bung Karno menyebut keris ini sebagai Pusaka, karena jika menyebut keris, Beliau tidak ingin memberi kesan terlalu Jawa, dan bahannya kris Kiyai Sekar Sejagad  konon berasal dari 9 propinsi di Indonesia.

Untuk speksifikasi teknis kris ini memiliki berat 309 gram, dengan ukuran wilah  dan total panjang 29,9 cm

Pada bagian wilah, tangguh (pejajaran), dapur (g) pamor (ghajih), luk (lurus), pasikotan (luwes).

Pada awalnya Keris Kiai Sekar Jagad  memiliki warangka dan dheder disepuh perak. Kemudian pada jaman Orde Baru disepuh emas, karena adanya sentimen negatif pada hal-hal yang "berbau" Bung  Karno.

Lalu, Bapak Hoezein Hardjowijoto yang menjabat sebagai Letnan pada tahun 1970an yang mendapatkan keris ini dari Mbah Sastrorongko seorang penjamas pusaka di Istana,  mengubah warangka serta dheder dengan disepuh emas agar tidak disangka sebagai seorang Soekarnois.

BACA JUGA:Artis Cantik Titin Sumarni Idola Masyarakat Hingga Soekarno, Berakhir Hidup Dalam Kemalaratan

BACA JUGA:Kisah Soekarno Saat Meninggalkan Istanaa, Jangan Pernah Membawa Barang Milik Negara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: