7 Suku Asli Dengan Jumlah Penduduk Terus Bekurang, Ada Yang Dilabel Primitif dan Ini Penyebabnya
7 Suku Asli Dengan Jumlah Penduduk Terus Bekurang, Ada Yang Dilabel Primitif dan Ini Penyebabnya--
RADARMUKOMUKO.COM - Kemajuan peradaban masyarakat di era digital saat ini, ternyata tidak semua suku bangsa bisa mengimbanginya, bahkan menolak pengaruh globalisasi.
Dampaknya suku-suku ini sulit berkembang, karena masih terus mempertahankan kehidupan tradisionalnya. Bahkan masih ada yang dilabel primitif. Jumlahnya terus berkurang karena hingga ada yang sudah hilang sama sekali.
Seperti suku mante di pedalaman aceh, sekarang sudah tidak ditemukan lagi keberadaannya, walau beberapa waktu lalu sempat hoboh, karena ada satu orang diduga dari suku mante terekam kamera.
BACA JUGA:Menolak Tunduk Pada Belanda, Suku Kubu Pindah ke Hutan Belantara Hingga Menjadi Suku Terasing
BACA JUGA:Fakta Unik Suku Punan Batu Yang Mirip dengan Suku Kubu
Juga Suku Wajak, ini mendiami wilayah yang ada di Kota Tulungagung yang ada di Jawa Timur. Saat ini keberadaan suku tersebut sudah tidak ditemukan, kemungkinan sudah berbaur dengan penduduk lainnya.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 7 suku terancam punah di Indonesia:
-Suku Togutil
Suku yang satu ini dikenal akan kemampuan bertahan hidup yang sangat kuat. Mendiami kawasan hutan Totodoku, Tukur-Tukur, Lolobata, Kobekulo dan Buli di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, Suku Togutil masuk ke dalam suku terasing.
Kehidupan Orang Togutil sesungguhnya amat bersahaja. Mereka hidup dari memukul sagu, berburu babi dan rusa, mencari ikan di sungai-sungai, di samping berkebun. Mereka juga mengumpulkan telur megapoda, damar, dan tanduk rusa untuk dijual kepada orang-orang di pesisir.
Kebun-kebun mereka ditanami dengan pisang, ketela, ubi jalar, pepaya dan tebu.
Namun karena mereka suka berpindah-pindah, dapat diduga kalau kebun-kebun itu tidak lagi diolah secara intesif.
Dengan begitu, sebagaimana lazimnya di daerah-daerah yang memiliki suku primitif, hutan di daerah ini tidak memperlihatkan adanya gangguan yang berarti.
Sama seperti beberapa suku lainnya, suku yang satu ini menghadap ancaman kepunahan. Karena seiring waktu pembukaan lahan dan hutan untuk kepentingan perusahaan kayu, tambang, dan aktifitas masyarakat pesisir yang merambah ke wilayah mereka, membuat kelompok ini makin terjepit dan tersingkir dari ruang hidup mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: