Cornelis Penjejah Belanda Pertama di Indonesia, Karena Berulah Tewas di Tangan Laksamana Ini

Cornelis Penjejah Belanda Pertama di Indonesia, Karena Berulah Tewas di Tangan Laksamana Ini

Cornelis Penjejah Belanda Pertama di Indonesia, Karena Berulah Tewas di Tangan Laksamana Ini-Ilustrasi-

Setelah melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan dan Madagaskar di Samudra Hindia, mereka akhirnya tiba di Banten, Jawa Barat, pada 27 Juni 1596.

Di Banten, Cornelis de Houtman berusaha untuk menjalin hubungan dagang dengan Sultan Banten. Namun, ia gagal karena sikapnya yang sombong dan kasar terhadap orang-orang setempat.

Ia juga berseteru dengan pedagang-pedagang Portugis yang sudah lama berada di sana.

Akibatnya, ia dan awak kapalnya ditahan oleh Sultan Banten selama empat bulan. Baru pada November 1596, mereka dibebaskan setelah membayar tebusan.

Setelah bebas dari Banten, Cornelis de Houtman melanjutkan perjalanannya ke Madura dan Bali. Di sana, ia berhasil membeli beberapa rempah-rempah dengan harga murah.

Namun, ia juga terlibat dalam konflik antara kerajaan-kerajaan setempat. Ia bahkan membantu Kerajaan Gelgel menyerang Kerajaan Blambangan di Jawa Timur.

Pada 14 Agustus 1597, Cornelis de Houtman kembali ke Belanda dengan membawa 240 kantong lada, 45 ton pala, dan 30 bal bunga pala.

BACA JUGA:Kecantikan Nyai Dasima Yang Rela Menjadi Gundik Hingga Cinta Segi Tiga Membawa Maut

BACA JUGA:Cara Mengajukan dan Cicilan KUR Mandiri Rp 50.000.000 dan Rp 100 Juta, Mulai Dari 900-Ribuan

Meskipun hasil dagangnya tidak seberapa dibandingkan dengan biaya perjalanan yang besar, ia tetap mendapat sambutan hangat dari rakyat Belanda.

Ia juga mendapat penghargaan dari pemerintah Belanda karena telah membuka jalur pelayaran baru ke Indonesia.

Keberhasilan Cornelis de Houtman mendorong para pedagang Belanda untuk mengirim ekspedisi-ekspedisi berikutnya ke Indonesia. Salah satu ekspedisi itu dipimpin oleh adiknya sendiri, Frederick de Houtman.

Pada tahun 1598, Cornelis de Houtman kembali ke Indonesia sebagai wakil dari Compagnie van Verre.

Ia bergabung dengan armada yang terdiri dari delapan kapal yang dipimpin oleh Jacob van Neck.

Pada perjalanan keduanya ini, Cornelis de Houtman kembali berulah. Ia sering berselisih dengan Jacob van Neck dan para kapten kapal lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: