Kisah Perkebunan Lada di BABEL Peninggalan Penjajah Portugis, Kini Mulai Terlantar dan Warga Jadi Tambang Ini
Kisah Perkebunan Lada di BABEL Peninggalan Penjajah Portugis, Kini Mulai Terlantar dan Warga Jadi Tambang Ini--
BACA JUGA:Pulau Banda Paling Lama Dijajah 320 Tahun, Demi Pala Belanda Habisi Penduduknya dan Dijadikan Budak
BACA JUGA:Kisah Siti Oetari, Istri Pertama Tapi Bukan Cinta Pertama Soekarno Hingga Tak 'Disentuh'
Bangka Belitung merupakan kepulauan yang memiliki iklim tropis dan tanah vulkanik yang subur.
Daerah ini juga memiliki hutan-hutan yang lebat dan banyak sungai-sungai yang mengairi tanahnya. Daerah ini sangat ideal untuk menanam lada.
VOC mulai menanam lada di Bangka Belitung pada tahun 1623. VOC membawa bibit lada dari India dan Malaka dan menanamnya di daerah-daerah yang telah dibebaskan dari pengaruh Kesultanan Banten. VOC juga mempekerjakan penduduk setempat sebagai buruh tani.
Perkebunan lada di Bangka Belitung berkembang pesat dan menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi VOC. Lada yang diproduksi di sini memiliki kualitas dan kuantitas yang tinggi. Lada ini diekspor ke Eropa dan dijual dengan harga tinggi.
Perkebunan lada di Bangka Belitung tidak hanya memberikan keuntungan bagi VOC, tetapi juga bagi masyarakat setempat. Perkebunan ini menjadi sumber mata pencaharian bagi banyak orang. Perkebunan ini juga menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya di daerah ini.
Sekarang perkebunan ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata di Bangka Belitung, Hanya saja masyrakat lebih memilih tambang timah?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: