Pulau Banda Paling Lama Dijajah 320 Tahun, Demi Pala Belanda Habisi Penduduknya dan Dijadikan Budak
Pulau Banda Paling Lama Dijajah 320 Tahun, Demi Pala Belanda Habisi Penduduknya dan Dijadikan Budak--
RADARMUKOMUKO.COM - Sebelum perlu diketahu, Kepulauan Banda adalah salah satu gugusan pulau yang berada dalam wilayah Maluku, Indonesia. Kepulauan Banda termasuk dalam wilayah Kecamatan Banda dengan wilayah administratif daratan seluas 55,3 km2.
Kepulauan Banda terdiri atas beberapa pulau, seperti Pulau Lontor, Pulau Banda, Pulau Banda Api, Pulau Ai, Pulau Run, Pulau Pisang, Pulau Hatta, dan Pulau Karaba.
Kepulauan Banda adalah satu-satunya wilayah di dunia yang menghasilkan pala yang harganya di Eropa dapat mencapai 300 kali lipat dari harga pembelian di Banda.
BACA JUGA:Sejarah Pohon Kina Dibawa Penjajah Ke Indonesia Ampuh Obati Malaria Hingga Kanker
BACA JUGA:Benarkah Kata Ambulans, Bioskop, Handuk, Kantor dan Sekolah Berasal dari Bahasa Belanda?
Maka pulau Banda sudah diincar perusahaan VOC, "Perusahaan Hindia Timur Belanda" sejak 1609 hingga 1621.
Kepulauan ini sebelumnya merupakan bagian dari jaringan perdagangan yang besar di Nusantara. Pada tahun 1609, VOC menuntut monopoli atas perdagangan pala dan fuli di Kepulauan Banda.
Belanda membantai hampir seluruh penduduk Banda. Sisanya yang hidup sekitar 800 orang dibawa ke Batavia dan dijual sebagai budak.
Maka dapat dikatakan, Banda paling lama dijajah oleh Belanda selama sekitar 320 tahun.
Melansir dari wikipedia, kisahnya, saat Belanda ingin menopoli rempah dari pulau ini, para orang kaya Banda menolak, karena Orang-orang Banda sendiri bergantung pada perdagangan internasional karena mereka perlu mengimpor makanan dan komoditas-komoditas penting lainnya.
Pembunuhan seorang pejabat VOC yang bernama Pieter Willemszoon Verhoeff kemudian menjadi alasan bagi VOC untuk memulai perang.
Setelah menjarah beberapa desa di Pulau Banda Neira, Belanda menyepakati perjanjian perdamaian dengan orang Banda dan mendirikan Benteng Nassau di pulau tersebut pada tahun 1609.
Namun, orang-orang Banda membenci monopoli Belanda, sehingga mereka mengabaikan monopoli tersebut dan mulai berdagang dengan Inggris dan pedagang-pedagang Nusantara lainnya.
BACA JUGA:Tregedi Pembantaian 40.000 Ribu Nyawa Rakyat Sipil di Sulawesi, Belanda Sebut Hanya 3000 Korban
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: