Mengunjungi Perkebunan Cengkih di Maluku, Tempat Menyaksikan Warisan Penjajah yang Masih Beraroma

Mengunjungi Perkebunan Cengkih di Maluku, Tempat Menyaksikan Warisan Penjajah yang Masih Beraroma

Mengunjungi Perkebunan Cengkih di Maluku, Tempat Menyaksikan Warisan Penjajah yang Masih Beraroma--

RADARMUKOMUKO.COM - Perkebunan cengkih di Maluku adalah salah satu perkebunan yang ditinggalkan oleh penjajah di Indonesia. 

Perkebunan ini berada di kepulauan yang terletak di timur Indonesia, yang dikenal sebagai Kepulauan Rempah-rempah. Perkebunan ini memiliki sejarah yang panjang dan berkaitan dengan perdagangan rempah-rempah.

Cengkih adalah tanaman yang menghasilkan bunga kering berwarna merah kecoklatan yang memiliki aroma dan rasa yang khas. 

Cengkih merupakan salah satu rempah-rempah yang paling diminati oleh orang Eropa sejak abad ke-15. 

Cengkih digunakan sebagai bumbu masak, obat, parfum, dan rokok.

Cengkih berasal dari Maluku, terutama dari Pulau Ternate dan Tidore. 

BACA JUGA:Pria Suku Mosuo Hanya Untuk Dipermainkan dan Kerja Keras, Kekuasaan Penuh di Tangan Wanita

BACA JUGA:Makin Mudah! Daftar Jadi Merchant BRI Bisa Lewat BRImo

Orang Eropa pertama kali mendapatkan cengkih dari pedagang Arab dan India yang membawanya melalui jalur perdagangan Samudra Hindia. 

Cengkih menjadi komoditas perdagangan yang sangat berharga dan langka.

Orang Eropa kemudian mencari sumber cengkih langsung dari tempat asalnya. Mereka mengirimkan ekspedisi-ekspedisi maritim untuk mencapai Maluku dan Asia Tenggara. 

Salah satu ekspedisi yang berhasil adalah ekspedisi Portugis yang dipimpin oleh Antonio de Abreu pada tahun 1512.

Portugis kemudian mendirikan pos-pos perdagangan di Maluku dan Asia Tenggara, termasuk di Ambon dan Banda. 

Portugis juga mencoba menanam cengkih di daerah-daerah yang mereka kuasai, seperti Goa, Malaka, dan Timor. Namun, hasilnya tidak memuaskan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: