Kisah Friedrich Silaban Anak Pendeta, Perancang Masjid Istiqlal Bukti Toleransi Berbangsa

Kisah Friedrich Silaban Anak Pendeta, Perancang Masjid Istiqlal Bukti Toleransi Berbangsa

Kisah Friedrich Silaban Anak Pendeta, Perancang Masjid Istiqlal Bukti Toleransi Berbangsa --

RADARMUKOMUKO.COM - Bangsa Indonesia dibangun diatas perbedaan yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, budaya, ras  dan agama. Tolenrasi antar suku dan umat beragama terjalin dengan rukun sejak lama, hingga menjadi tradisi nusantara. 

Contoh tingginya toleransi dan kebersamaan tercermin dari kokohnya bangunan Masjid Istiqlal Jakarta, sekaligus icon Indonesia.

Perlu diketahui bangunan masjid umat islam yang berdiri megah tersebut tidak lepas dari sosok Friedrich Silaban, arsitek hebat yang merupakan seorang Nasrani. 

Termasuk Gelora Bung Karno, Gedung Bank Indonesia dan Monumen Nasional merupakan karya fenomenal dari Friedrich Silaban.

Friedrich Silaban lahir di Bonandolok, Tapanuli pada 16 Desember 1912. Ia adalah anak kelima dari pendeta gereja tradisionalis Lutheran injili yang berasal dari Huria Kristen Batak Protestan bernama Pdt Jonas Silaban.

BACA JUGA:Sejarah Pohon Kina Dibawa Penjajah Ke Indonesia Ampuh Obati Malaria Hingga Kanker

BACA JUGA:Benarkah Kata Ambulans, Bioskop, Handuk, Kantor dan Sekolah Berasal dari Bahasa Belanda?

Dia merupakan lulusan Koningin Wilhermina School, Jakarta, tahun 1931, sekolah setingkat Sekolah Teknik Menengah (STM). Friedrich lantas melanjutkan studinya ke Belanda selama 1949-1950.

Awalnya, melansir Tirto.id, Friedrich Silaban dipercayai oleh Presiden Soekarno sebagai perancang Masjid Istiqlal.

Saat itu, dilakukan sayembara maket Masjid Istiqlal diadakan dengan juri terdiri dari beberapa ulama dan arsitek terkenal seperti Ir. Roeseno, Ir. Djuanda, Ir. Suwardi, Ir. R Ukar, Bratakusumah, Rd. Soeratmoko, H. Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka), H. Abu Bakar Aceh, dan Oemar Husein Amin.

Friedrich Silaban ditetapkan sebagai pemenang utama yang berhak merancang arsitektur bangunan Masjid Istiqlal, setelah berhasil memenangi hati para dewan juri, termasuk Soekarno dengan karya berjudul "Ketuhanan".

Arsitek kelahiran Sumatera Utara ini mendapatkan hadiah medali emas seberat 75 gram dan uang sebesar Rp 25.000.

Rancangan Friedrich Silaban ternyata selaras dengan pandangan Sukarno. Dengan konsep arsitektur bangunan modern, maket Masjid Istiqlal karya Friedrich Silaban dipenuhi dengan simbol perkembangan agama Islam dan sejarah Indonesia.

Pembangunan Masjid Istiqlal akhirnya berhasil dirampungkan pada masa Orde Baru pimpinan Presiden Soeharto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: