Demang Lehman Sosok Pejuang Tangguh Dikubur Tanpa Kepala, Berakhir Karena Penghianatan

Demang Lehman Sosok Pejuang Tangguh Dikubur Tanpa Kepala, Berakhir Karena Penghianatan

Demang Lehman Sosok Pejuang Tangguh Dikubur Tanpa Kepala, Berakhir Karena Penghianatan--

Dihimpunlah kekuatan rakyat untuk melakukan perlawanan. Pangeran Antasari menunjuk Demang Lehman untuk memimpin perlawanan di daerah Martapura dan Tanah Laut bersama Kiai Langkang dan Penghulu Buyasin.

BACA JUGA:8 Pahlawan Nasional Asal Maluku, Diantaranya Perempuan Yang Wafat Usia 17 Tahun Disemayamkan di Laut

BACA JUGA:Kisah Cinta Pahlawan Nasional Pierre Tendean, Meninggal Sebelum ke Pelaminan

Kepandaian dan kecakapan Demang Lehman dalam memimpin perang cukup menyita perhatian Belanda saat itu. Bahkan ia dikenal sebagai pejuang yang ditakuti serta berbahata dalam menghimpun kekuatan masa.

Pada tanggal 30 Agustus 1859, Demang Lehman mengerahkan 3.000 pasukan menuju Keraton Bumi Selamat yang saat itu diduduki Belanda. Dalam pertempuran tersebut, Letnan Kolonel Boon Ostade hampir tewas. 

Sayangnya serbuan itu gagal lantaran saat itu pasukan Belanda tengah berkumpul melakukan inspeksi senjata.

Perjuangan Damang Lehman tak sebatas itu. Ia juga berhasil merebut benteng Belanda di Tabaniau dan menguasainya.

Belanda tak tinggal diam. Mereka sempat mengirim kapal perang Bone ke Tanah Laut untuk merebut Benteng Tabaniau. Pertempuran berjalan dengan sengit, bahkan Ketika pasukan Letnan Laut Cronental menyerbu Benteng Tabaniau, sembilan tentara Belanda tewas. Sisanya mundur karena kekalahan mereka.

Belanda kembali mencoba merebut benteng Tabaniau di serangan kedua. Namun lagi-lagi Demang Lehman, Kiai Langlang, dan Penghulu Haji Buyasin berhasil mempertahankan benteng tersebut.

Padahal saat itu Belanda didukung oleh persenjataan yang lengkap dan mengerahkan angkatan laut mereka. Namun pasukan Demang Lehman bisa lolos tak terlumpuhkan.

Berbagai peristiwa dan pertempuran dihadapi oleh Demang Lehman. Tipu daya dari Belanda hingga akhirnya ia ditangkap. 

Belanda berusaha memikat Pangeran Hidayatullah dan Demang Lehman dengan segala cara agar menghentikan perlawanannya terhadap Belanda. 

Belanda kemudian menempuh jalan untuk menangkap kedua tokoh pejuang itu hidup atau mati, dan mengeluarkan pengumuman kepada seluruh rakyat agar dapat membantu Belanda menangkap kedua tokoh itu dengan imbalan yang menggiurkan. 

Imbalan yang dijanjikan adalah dengan mengeluarkan pengumuman harga kepala terhadap tokoh pejuang yang melawan Belanda. 

BACA JUGA:Tan Malaka, Pahlawan Berjasa Besar Yang Terlupakan Hingga Tak Diketahui Makamnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: