Kisah Putri Oei Hui Lan Yang Bergelimang Harta Namun Penuh Kesedihan dan Air Mata, Anak Raja Gula Semarang
Kisah Oei Hui Lan yang menyedihkan-Ilustrasi-istimewa radar mukomuko
Selama itu, Madame Koo dianggap sebagai nyonya rumah yang asik dengan pesta-pesta seru, dibiayai oleh warisan Pak Oei.
Sementara itu, ketika Perancis kalah pada Jerman di Perang Dunia kedua, Wellington Koo pindah kembali ke London dan menjadi duta besar untuk Inggris sampai 1946.
Koo juga menjadi wakil Tiongkok ketika PBB berdiri pada 1945. Hui-lan dan suaminya jarang bertemu akibat perang. Keduanya pun berceraipada 1958, dan Hui-lan menetap di New York sampai akhir hayatnya.
Hui-lan wafat di New York di usia 103 tahun pada 1992 dalam kesendirian. Saat itu, kedua suaminya dan ketiga anaknya telah meninggal. Republik Tiongkok telah jatuh ke tangan Partai Komunis yang berseberangan dengannya.
Sementara itu, aset-aset kerajaan gula Pak Oei, Kian Gwan, di Indonesia telah direbut pemerintah Indonesia dan diubah menjadi BUMN bernama Rajawali Nusantara Indonesia (ID Food). FYI, belum lama perusahaan ini terlibat kasus korupsi sebesar Rp50 miliar.
Walau telah tiada, Hui-lan masih sering dikenang sebagai a great beauty. Lukisan potret, foto-foto, dan busananya dikoleksi oleh berbagai museum seperti the National Portrait Gallery di London, the Metropolitan Museum of Art di New York, dan the Peranakan Museum in Singapore.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: