Kisah Sunan Gunung Jati yang Berasal dari Aceh serta bukti bangunan Kerajaan di Jawa Barat

Kisah Sunan Gunung Jati yang Berasal dari Aceh serta bukti bangunan Kerajaan di Jawa Barat

Kisah Sunan Gunung Jati yang Berasal dari Aceh serta bukti bangunan Kerajaan di Jawa Barat--

Kesultanan Cirebon menjadi pangkalan penting yang menghubungkan jalur perdagangan antar pulau. Kesultanan Cirebon juga menjadi pusat penyebaran agama Islam di wilayah-wilayah seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten.

- Ia mendirikan Kesultanan Banten pada tahun 1552 dengan mengangkat anaknya dari Nyi Kawung Anten (putri Surosowan penguasa Banten Pesisir) yaitu Maulana Hasanuddin (sebelumnya menjabat sebagai Depati (Gubernur) Banten untuk kesultanan Cirebon) sebagai Sultan pertama Kesultanan Banten.

Kesultanan Banten menjadi kerajaan Islam terbesar dan terkuat di Jawa Barat.

Kesultanan Banten juga menjadi pusat perdagangan dan diplomasi internasional dengan negara-negara lain seperti Inggris, Belanda, Tiongkok, dan Arab.

- Ia membangun pelabuhan dan pasar di Cirebon dan Banten yang menjadi pusat perdagangan antara Jawa dan luar negeri.

Ia juga mengembangkan ilmu astronomi dan navigasi untuk membantu para pedagang dan pelaut.

- Ia memimpin perlawanan terhadap penjajah Portugis yang mencoba menguasai pelabuhan-pelabuhan di Jawa.

Ia berhasil merebut kembali Sunda Kelapa dari tangan Portugis pada tahun 1527 bersama Fatahillah (putranya dari Nyi Ageng Tepasari). Ia juga berhasil mengusir Portugis dari Banten pada tahun 1552 bersama Maulana Hasanuddin.

BACA JUGA:Tips Belanja Online Aman, Cepat, & Anti Ribet dengan BRImo e-Payment

BACA JUGA:Lagu 'Genjer-Genjer' Sempat Dilarang Dinyanyikan, Sindiran Terhadap Jepang dan Dikaitkan Dengan PKI

- Ia mengembangkan ilmu falak dan kalender Islam.

Ia membuat kalender Hijriyah yang disesuaikan dengan perhitungan waktu lokal. Kalender ini dikenal dengan nama Kalender Cirebon atau Kalender Gunung Jati.

Sunan Gunung Jati menjadi tokoh yang sangat dikenal dan dihormati oleh masyarakat Indonesia. Makamnya berada di Astana Gunung Sembung, Cirebon.

Makamnya menjadi tempat ziarah bagi umat Islam hingga sekarang. Ia juga menjadi inspirasi bagi generasi-generasi selanjutnya dalam menyebarkan agama Islam dengan cara yang damai dan harmonis.*

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: