Praktek Kekejaman Jepang Pada Rakyat Indonesia, Kerja Paksa, Menyiksa Hingga Pemerkosaan
Rakyat Indonesia pada masa penjajahan Jepang--
Tubuh mereka pun kurus dan lemah, namun tetap harus bekerja dengan berat. Sebab Jepang mengawasinya setiap waktu. Bagi yang berhenti atau melawan maka cambuk, pentungan logam, dan berbagai senjata disipkan untuk menyiksanya.
Menjadikan Para Perempuan Budak Nafsu
Ada istilan "Jugun Lanfu", ini merupakan panggilan perempuan yang dijadikan budak pelacuran paksa tantara Jepang.
Korbannya mayoritas berasal dari Korea, Malaysia, Tiongkok dan tak terkecuali Indonesia, para tantara tersebut tak ragu untuk membunuh para wanita yang melawan saat diperkosa.
Perlakuan Tak Manusiawi
Diawal Jepang membuat janji manis, namun tidak lama setelah menduduki Banten, makanan, obat-obatan, pakaian, dan berbagai barang kebutuhan lainnya menghilang dari pasar.
Rakyat sangat menderita, mereka terpaksa makan seadanya dan mengenakan karung goni sebagai alat penutup tubuh.
BACA JUGA:Kisah Princen Penjajah asal Belanda yang Malah Membela Indonesia, Sempat Diburu
Belum lagi jika sakit, tak ada obat yang bisa diakses, sehingga rakyat menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal seadanya.
Tregedi Mandor Berdarah
Tragedi Mandor berdarah adalah sebuah tragedi pembantaian yang dilakukan Jepang di Kalimantan pada tahun Juni 1944.
Pada saat itu sebuah kelompok antifasisme yang berisi para tokoh unggulan Kalimantan, kelompok tersebut digunakan untuk memata-matai gerak gerik Jepang.
Namun ternyata gerakan bawah tanah mereka ketahuan, dan terjadilah tragedi mandor berdarah.
Di mana mereka yang terlibat bahkan keluarga ikut dihukum mati, korban yang tewas pada tragedi tersebut mencapai ribuan orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: