Pemblokiran Laut Oleh Belanda Setelah Kemerdekaan, Hingga Pecahnya Pertempuran Laut Sibolga

Pemblokiran Laut Oleh Belanda Setelah Kemerdekaan, Hingga Pecahnya Pertempuran Laut Sibolga

Pertempuran Laut Sibolga--

 RADARMUKOMUKO.COM - Belanda masih terus berupaya menduduki dan menguasai beberapa wilayah Indonesia setelah kemerdekaan, hingga perperangan tidak bisa dielakkan.

Salah satu pertempuran yang harus dikenang adalah, Pertempuran Laut Sibolga yang terjadi pada tanggal 10 dan 12 Mei 1947. Perang ini terjadi antara Tentara Republik Indonesia (TRI) Tapanuli melawan angkatan laut Belanda di teluk Sibolga.

Pertempuran berawal dari patroli laut oleh Angkatan Laut Belanda di wilayah pesisir barat Sumatra dengan tujuan untuk memblokade laut Indonesia. 

BACA JUGA:Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Kondisi Politik Indonesia Masih Kacau dan Ekonomi Terpuruk

Kapal yang digunakan untuk operasi tersebut adalah kapal jenis penjelajah torpedo, HRMS Banckert JT-1.

Dilansir dari wikipedia, pada tanggal 9 Mei 1947 terjadi perselisihan yang diawali dengan kedatangan kapal Belanda sedang patroli di pantai barat Sumatera. 

Mereka hendak menangkap dan memeriksa kapal dagang asal Singapura yang dituduh telah melakukan penyelundupan. Kapal tersebut tanpa diketahui oleh pihak Belanda terdapat dua anggota ALRI Sibolga, namun akhirnya berhasil dikembalikan ke pelabuhan Sibolga menggunakan sekoci. 

Setelah peristiwa tersebut, Residen Tapanuli Dr. Ferdinand Lumban Tobing mengambil tindakan dengan mengirim surat kepada komandan kapal perang Belanda yang berisi teguran untuk segera meninggalkan Teluk Sibolga karena daerah tersebut merupakan wilayah kedaulatan Republik Indonesia.

BACA JUGA:Penghianatan Perwira Komandan Batalyon Banteng, Memilih Menjadi Agen Propaganda Belanda

Namun esok harinya kapal Belanda kembali berlayar di Teluk Sibolga dan menurunkan sebuah sekoci dengan tujuan hendak menangkap awak kapal dagang tersebut. 

ALRI segera mengambil sikap dengan menyiapkan pertahanan, menempatkan beberapa penembak jitu di Bukit Ketapang, dan mengirimkan utusan dari pihak RI, Letnan Oswald Siahaan untuk melakukan perundingan dengan Belanda. 

Namun komandan kapal Belanda, Mayor G Kondys mengirimkan sebuah sekoci berisi pasukan yang menembaki perahu utusan RI. Terjadi Baku tembak antara kedua pihak. 

BACA JUGA:Korban Penjajahan Belanda, Suku Polahi Terasing Hingga Sekarang, Boleh Kawin Dalam Keluarga

Penembak jitu dari ALRI Sibolga, Letnan Arie Poloan bersama pertahanan di garis pantai ikut menembaki sekoci Belanda hingga berhasil memukul mundur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: