17 Pahlawan Wanita Indonesia, Angkat Senjata Hingga Melarang Poligami

17 Pahlawan Wanita Indonesia, Angkat Senjata Hingga Melarang Poligami

Daftar Pahlawan Wanita Indonesia, Angkat Senjata Hingga Melarang Poligami--

Martha Christina Tiahahu asal Maluku, ia dikenal sebagai pejuang dari Desa Abubu, Pulau Nusalaut yang lahir pada tanggal 4 Januari 1800. 

Waktu masih berusia 17 tahun, ia sudah berani mengangkat senjata melawan penjajah Belanda. Tak hanya itu, Martha Christina Tiahahu juga selalu memberi semangat pada kaum perempuan untuk membantu laki-laki di medan pertempuran.

Sedihnya, sang ayah, Kapitan Paulus Tiahahu dijatuhi hukuman mati oleh Belanda. Sepeninggal ayahnya, kesehatan fisik dan mentalnya terganggu. 

Laksamana Malahayati

Keumalahayati, juga pejuang asal Kesultanan Aceh yang lahir di Aceh Besar pada tahun 1550. Perempuan tangguh ini memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid).

BACA JUGA:Perang Jagaraga Bali, Belanda Berkali-Kali Kehabisan Pasukan

Dengan keteguhan hati, mereka berperang melawan kapal dan benteng Belanda sekaligus membunuh Cornelis de Houtman. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 11 September 1599. Berkat keberaniannya, maka Malahayati mendapat gelar Laksamana.

Namun, Malahayati gugur di tahun 1615 ketika sedang melindungi Teluk Krueng Raya dari serangan Portugis yang dipimpin oleh Laksamana Alfonso De Castro.

Raden Adjeng Kartini  

R.A Kartini merupakan tokoh perempuan yang lahir Jepara pada tahun 1879. R.A Kartini terkenal sebagai sosok yang memperjuangkan kebangkitan perempuan di Indonesia. Ketika itu, ia sedikit mengkritisi budaya Jawa yang menghambat perkembangan perempuan.

Melalui surat-suratnya, ia memberikan gagasan-gagasan terkait dengan perjuangan perempuan. 

Dewi Sartika

Lahir dengan nama Raden Dewi Sartika di Cicalengka, Bandung, 4 Desember 1884. Beliau diberi gelar pahlawan bukan karena dirinya turut dalam pertempuran. Melainkan karena perjuangannya dalam merintis pendidikan untuk rakyat pribumi terutama kaum wanita.

Semasa hidupnya, Dewi Sartika mendirikan beberapa sekolah yang berkontribusi besar dalam pendidikan kaum hawa saat itu. Sekolah pertama yang ia dirikan Bernama Sekolah Istri di Pendopo Kabupaten Bandung.

Siti Walidah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: