Keunikan Suku Mentawai, Tradisi Titi Hingga Tarian Mistis

Keunikan Suku Mentawai, Tradisi Titi Hingga Tarian Mistis

Tradisi Kerik Gigi Suku Mentawai-Istimewa-

BACA JUGA:Sayang Destinasi Wisata Ekstrem di Aceh Eksotis dan Menantang, Tapi Belum Banyak Yang Meliriknya

Tidak semua orang mampu dan mau menjadi sikerei. Oleh karena itu, biasanya sikerei ditunjuk berdasarkan keturunan. Sebagai syarat pengangkatan sikerei, mereka yang ditunjuk haruslah memotong babi dan ayam.

Meskipun dalam strata sosial Sikerei memiliki strata paling atas, namun sikerei bukan serta-merta bebas melakukan apa yang ingin dia lakukan. Beberapa pantangan harus dipatuhi seperti larangan untuk makan pakis, babi, bilou (sejenis monyet khas mentawai), belut, tupai dan kura-kura.

BACA JUGA:7 Suku Ini Lakukan Cara Unik Agar Cantik, Bertato Hingga Leher Panjang

Mereka juga dilarang untuk menggoda istri orang lain dan harus mendahulukan kepentingan kaum diatas dirinya sehingga jika ada panggilan untuk menyembuhkan orang sakit mereka harus meninggalkan kegiatan di Uma (rumah adat) maupun di ladang.

Tradisi Kerik Gigi

Ada hal yang berbeda yang dilakukan oleh wanita Suku Mentawai yang mungkin akan membuat kita ngilu mendengarnya. Sebuah tradisi turun temurun yang telah dijaga Suku Mentawai hingga kini meski dunia mengalami perubahan zaman.

BACA JUGA:Suku Satu ini Melarang Wanita Mandi dan Muliakan Tamu Boleh Tiduri Istri

Tradisi Kerik Gigi, dari namanya saja kita sudah bisa menebak akan seperti apa tradisi ini berjalan. Tradisi Kerik Gigi merupakan cara wanita mentawai untuk tampil cantik dan juga sebagai penanda kedewasaan wanita.

Untuk melakukan tradisi ini, wanita Suku Mentawai harus bisa menahan sakit yang tidak sebentar ketika gigi mereka dikerik atau diruncingkan. Waktu mengeriknya sendiri relatif cukup lama karena bukan cuma satu gigi yang dikerik melainkan ke 23 gigi wanita yang harus dikerik. Bisa dibayangkan bagaimana sakitnya.

BACA JUGA:Suku Satu ini Melarang Wanita Mandi dan Muliakan Tamu Boleh Tiduri Istri

Dalam prosesnya, wanita-wanita Suku Mentawai tidak diberikan bius seperti yang biasa dilakukan oleh dokter gigi sewaktu akan melakukan pencabutan gigi. Sedangkan alat yang digunakan untuk membuat gigi menjadi runcing ini terbuat dari besi atau kayu yang sudah diasah hingga tajam.

Adapun makna tradisi ini adalah untuk mengendalikan diri dari 6 sifat buruk manusia yang sudah tertanam sejak dulu atau lebih dikenal dengan Sad Ripu yakni hawa nafsu (Kama), tamak (Lobha), marah (Krodha), mabuk (Mada), iri hati (Matsarya), dan bingung (Moha).

BACA JUGA:Unik dan Aneh 7 Suku di Dunia, Bibir Piring Hingga Tukaran Istri

Penduduk suku mentawai percaya bahwa wanita bergigi runcing seperti hiu memiliki nilai yang lebih daripada yang tidak. Hal ini yang mendasari keinginan wanita suku mentawai untuk melakukan tradisi ini meski harus menahan sakit dan ngilu yang luar biasa ketika proses peruncingan gigi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: